Tuesday, December 8, 2009

JERAT MILIK

Rabu, 9 Desember 2009

Bacaan Setahun : Filipi 1-4
Nats : Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku (Lukas 14:33)

JERAT MILIK

Bacaan : Lukas 14:25-35

Ketika Tuhan Yesus mengatakan, bahwa setiap orang yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Nya (ayat 33), itu bukan berarti kita tidak boleh memiliki apa pun. Sebab selama berada di dunia, kita akan selalu perlu"memiliki sesuatu". Ucapan Tuhan Yesus tersebut bisa diartikan begini: jangan kita begitu terikat dan terekat dengan segala sesuatu yang kita miliki, sehingga bukan kita yang memiliki, tetapi justru kitalah yang dimiliki oleh segala sesuatu itu.
Sebab, apabila seseorang itu sudah sedemikian kuatnya terikat dan terekat pada miliknya, maka ia akan menomorduakan Tuhan. Ia juga bisa melakukan apa saja; menghalalkan segala cara, mengabaikan norma sosial, mengesampingkan hukum Tuhan, untuk merebut atau mempertahankannya. Milik di sini bisa berupa harta benda, bisa juga berupa jabatan, popularitas, atau bahkan orang; entah pacar, teman dekat, atau siapa saja. Intinya adalah: jangan menempatkan apa pun dan siapa pun di dunia ini melampaui Tuhan. Dalam kehidupan seorang murid Kristus, Tuhan harus senantiasa menjadi yang pertama dan terutama.
Jadi, tidak salah apabila kita memiliki sesuatu. Yang salah, kalau karena sesuatu yang kita miliki itu, kita kemudian mengabaikan Tuhan; tidak lagi taat dan menaruh hormat kepada Tuhan. Apabila demikian adanya, berarti kita telah memberhalakannya. Berhala (dalam bahasa Inggris: idol) bukan hanya berupa patung-patung atau benda-benda kuno yang dianggap punya kekuatan magis, melainkan juga segala sesuatu yang menggeser Tuhan dari pusat hidup kita --AYA
TUHAN TIDAK INGIN KITA MENDUAKAN-NYA

Wednesday, November 18, 2009

Yang terkena murka Tuhan

Zefanya 1:7-13



Manusia berani berbuat dosa karena tidak peduli pada keberadaan Tuhan. Umat Tuhan pada waktu itu menganggap Tuhan sudah tidak aktif lagi (ayat 12 b). Padahal Tuhan tidak pernah tertidur. Ia tetap memegang kendali. Suatu hari Ia akan menunjukkan kehadiran dan kuasa-Nya. Pada waktu itulah Yerusalem, yang adalah kota terpenting dan simbol kebesaran Yehuda, bagai digeledah dengan obor (ayat 12 a) hingga tak akan ada yang luput dari hukuman Tuhan.

Penghukuman Tuhan pertama-tama ditujukan kepada anak-anak raja, para pemuka agama, dan semua orang yang ikut-ikutan bangsa-bangsa di sekitar mereka dalam hal penyembahan berhala (ayat 8). Padahal mereka memiliki identitas sebagai umat pilihan Allah. Tak heran bila orang-orang yang memasukkan tradisi atau paham-paham penyembahan berhala ke dalam Bait Allah juga tidak luput dari hukuman (ayat 9).

Yang juga akan terkena hukuman adalah para pengusaha, yang menghalalkan segala cara demi meraih laba sebanyak-banyaknya (ayat 11). Materialisme telah mendasari hidup mereka. Selain itu, murka Tuhan akan menyapu bersih mereka yang merasa puas akan hidupnya, yaitu mereka yang merasa tidak memerlukan Allah dan merasa bahwa Allah tidak punya andil apa pun dalam hidupnya (ayat 12). Hukuman Tuhan akan nyata mereka rasakan. Mereka akan kehilangan sumber penghasilan dan harta benda yang menjadi sandaran hidup (ayat 13).

Perhatikanlah bagaimana Tuhan menghukum mereka yang punya peranan atas kehidupan orang banyak. Pemimpin negara, pemimpin agama, bahkan pedagang berkiprah dalam kelangsungan hidup orang banyak.

Bagi kita yang bekerja dalam bidang-bidang yang menyangkut kemaslahatan hidup orang banyak atau bagi kita yang terlibat pelayanan, ingatlah bahwa kita bertanggung jawab penuh terhadap Tuhan. Tugas kita adalah menolong mereka melihat Tuhan melalui apa pun yang kita lakukan.

Bagaimana dengan kita yang tidak tersangkut paut dengan semua itu? Hiduplah dalam kekudusan agar murka Tuhan jangan menimpa kita!
 



Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2009/11/19/

Monday, November 16, 2009

Setia pada perjanjian-Nya

Mazmur 89:19-38

Kesetiaan adalah barang langka pada masyarakat masa kini. Ramai orang melihat kepentingan sesaat, pemenuhan kebutuhan pragmatis sebagai sesuatu yang jauh lebih penting. Namun, ada juga orang yang terjebak pada sisi lainnya, iaitu setia membabi buta pada orang tertentu atau ideologi tertentu.
Allah setia pada janji-Nya, yaitu memimpin umat-Nya lewat hamba-Nya Daud yang dipilih dan diurapi-Nya.

Kesetiaan Allah itu dinyatakan dengan menjadikan Daud raja atas Israel. Bagian kedua Mazmur 89 ini menegaskan bagaimana Tuhan akan memelihara hamba-Nya ini terhadap serangan para musuh yang hendak membinasakannya (ayat 23-24). Tuhan sendiri akan membela yang diurapi-Nya, bahkan takhta Israel akan senantiasa diduduki oleh keturunan Daud. Perikop ini menaikkan puji-pujian bagi Allah sebagai respons kepada Tuhan yang setia meneguhkan Perjanjian-Nya dengan Daud dan keturunannya (lih. 2Sam. 7).
Allah memang memastikan keturunan Daud akan selalu pada takhta Israel. Dia tidak akan mencabut ketetapan dan janji-Nya (ayat 35-37). Sepasti matahari yang bersinar setiap hari dan bulan yang setia menerangi malam hari, demikian kasih setia-Nya tak berubah (ayat 37-38).

Namun, tidak berarti raja-raja keturunan Daud boleh memerintah sembarangan dan menodai kemuliaan Tuhan (ayat 31-33). Kesetiaan Allah bukan kesetiaan yang membabi-buta. Kesetiaan Allah serasi dengan keadilan dan kekudusan-Nya. Kesetiaan Allah adalah cerminan karakter-Nya yang mulia.


Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena kesetiaan-Nya tidak berubah. Memang ramai keturunan Daud gagal dan harus menerima hukuman keras. Namun, Mesias, Sang Keturunan Daud itu membuktikan diri taat sempurna pada Tuhan. Oleh karena itu mari kita merespons kasih setia Tuhan dengan menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya dan dengan tak henti-henti menyaksikan kebaikan-Nya kepada orang lain!
 

BAPTISAN ROH KUDUS: 7 LANGKAH

BAPTISAN ROH KUDUS: 7 LANGKAH MUDAH?

Donald Macleod
Dr. Donald Macleod adalah profesor teologi di Free Church of Scotland.

Artikel ini disadur dari judul bahasa Inggrisnya Holy Spirit Baptism: Seven Easy Steps? dalam majalah Modern Reformation (September - Oktober 1992)


Siapakah kita yang menuntut bahwa Baptisan Roh Kudus hanya diberikan kepada orang-orang percaya yang telah memenuhi suatu syarat tertentu? Seorang penginjil Amerika yang terkenal, R.A. Torrey, memakai dua kitab dari bukunya yang berjudul Roh Kudus: "Siapakah Dia dan Apa Yang Dia Lakukan?" untuk menguraikan secara terperinci persyaratan-persyaratan ini dan menyatakan dengan pasti: "Ada jalan yang sederhana, yang berisi 7 langkah yang sangat mudah, dimana setiap orang dapat melakukan saat ini, dan dengan itu pasti dan mutlak bahwa setiap orang yang melakukan ke-7 langkah tersebut akan menikmati hidup ilahi."
1. Menerima Yesus Sebagai Juru Selamat
Langkah pertama menuju penerimaan Roh Kudus adalah, sebagaimana yang dikatakan, menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Kita harus mempunyai hubungan yang benar dengan Allah.

Satu-satunya keberatan yang ada karena hal ini hanya diajukan sebagai langkah awal saja. Definisi Torrey mengenai hal ini adalah "kita bersandar penuh kepada karya Yesus yang telah tuntas di atas Salib di Kalvari, di dalam kematian yang telah menebus kita, sebagai dasar utama penerimaan kita dihadapan Allah." Ini adalah pernyataan yang baik mengenai hakekat iman keselamatan dan hal ini mutlak perlu untuk menerima baptisan Roh Kudus. Tapi menurut Torrey dan murid-muridnya, hal ini saja tidak cukup. Iman saja tidak menjamin kepenuhan dari Roh Kudus. Pernyataan ini langsung memukul telak ke pusat apa yang ditekankan kaum Injili, yaitu sola fide. Hal tersebut berarti bahwa manusia mungkin dibenarkan dari seluruh dosanya namun demikian baptisan Roh Kudus belum akan diberikan, bahwa manusia mungkin dibenarkan dengan kebenaran Kristus namun tetap untuk menerima kepenuhan Roh Kudus, bahkan lebih lagi ia mungkin adalah anak Allah namun tanpa materai keanakan yaitu sebagai seorang ahli waris yang kepadanya seluruh warisan tidak sungguh-sungguh dianugerahkan. Hal ini bukan hanya modifikasi dari teologi Injili atau suatu bentuk lanjutan yang mengandung pemikiranpemikiran genius. Ini adalah pandangan yang destruktif.

Akibatnya, dari sudut pandang lain, adalah suatu ketidaksinambungan antara Kristus dan Roh Kudus. Iman sendiri menerima Kristus. Tapi ia tidak, sebagaimana telah dikatakan, menerima Roh Kudus. Namun menurut Paulus, yang dilahirkan di dalam Kristus adalah yang "disempurnakan" (Kol. 2:10). Allah adalah Roh (2Kor. 3:17) dan ini tepat karena Kristus dan Roh adalah satu di mana Penyelamat dapat menentukan kedatangan dari Penghibur dengan kedatangan-Nya sendiri (Jn. 16:16ff). Jika Kristus hadir dimana saja Roh juga hadir tentu saja adalah akibat yang wajar juga dimana Penghibur hadir disitu juga Kristus hadir bukan
2. Menanggalkan Seluruh Dosa
Langkah kedua menuju baptisan Roh Kudus adalah dengan menanggalkan seluruh dosa. Kita harus, kata Torrey, "membuat pemutusan yang pasti (clear cut) antara Roh Kudus dengan dosa-dosa yang tidak kudus".
Dasar penafsiran untuk pernyataan ini; sedikit sekali. Torrey berargumentasi bahwa hal ini secara implisit terkandung pada kata-kata penyesalan di Kis. 2:38 dan ia sedikit merubah cara tidak beralasan arti pertobatan dari definisi "perubahan pemikiran mengenai dosa" kepada definisi "menanggalkan seluruh dosa". Lebih lanjut, setelah diselidiki dapat diartikan bahwa menanggalkan seluruh dosa dapat dilakukan sebelum baptisan dalam Roh Kudus terjadi. Pengharapan kemenangan sebesar apapun yang mungkin ada dalam diri seseorang, namun ketika Roh Kudus memenuhi hidupnya pasti sebelumnya tidak ada pengharapan yang seperti itu. Sesungguhnya, sangat sulit melihat mengapa baptisan Roh harus dipertimbangkan dalam kasus tersebut. Jika kita dapat dengan bantuan Roh Kudus menang dalam pergumulan dengan dosa, kita juga pasti dapat menang dari apapun secara bersamaan.

Apa yang muncul disini adalah sejenis teologi perfeksionis. "Jika masih ada tanda-tanda pemberontakan melawan dia, tulis Ralph M. Riggs, hal tersebut harus dimenangkan dengan penaklukan yang sempurna kepadanya." Pertanyaannya adalah: Apakah hal itu mungkin dilakukan orang Kristen? Berdasarkan pengalaman dan observasi - tidak mungkin Alkitab menyetujuinya. Kaum post-Pentecost, yaitu Petrus yang dipenuhi Roh Kudus dicela karena memang ia patut dipersalahkan (Gal. 2:11). Paulus meratapi kehadiran hukum-hukum dosa dalam tubuhnya (Rm. 7:23). Dan Yohanes, yang telah letih dengan kesempurnaan, mengatakan bahwa jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa kita menipu diri kita sendiri (1Yoh. 1:8). Bagaimana, dengan kehadiran fakta ini, dapatkah kita berkata kepada orangorang percaya yang sedang bergumul bahwa yang mereka perlukan hanyalah mengambil langkah sederhana saja yaitu membersihkan setiap bekas / sisa pemberontakan dari kehidupan mereka, berserah sepenuhnya kepada Allah dan menanggalkan seluruh dosa, agar mereka menerima baptisan Roh Kudus? Ini mungkin akan menghibur para penipu. Tapi akan menyebabkan kaum realistik putus asa.

3. Pengakuan Yang Terbuka
Langkah selanjutnya yang dibuat Torrey ialah pengakuan secara terbuka di hadapan dunia tentang penolakan kita kepada dosa dan penerimaan kita akan Yesus Kristus. Ada 3 komentar yang akan dikemukakan:

Pertama, pengakuan adalah hal yang wajar dan sesungguhnya sangat diperlukan dalam kehidupan Kristen. Ini bukanlah suatu bukti, juga bukan suatu pintu gerbang masuk ke dalam tingkat pemuridan yang lebih tinggi, tetapi sesuatu yang diharapkan oleh Allah dari setiap orang Kristen. Bentuk awal dari pesan penginjilan terletak pada "Jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus..maka kamu akan diselamatkan" (Rm. 10:9). Jika demikian, argumentasi Torrey tidak saling bersesuaian. Jika baptisan Roh Kudus diberikan kepada semua yang mengakui Kristus, maka harus diberikan kepada seluruh orang Kristen karena mereka semua adalah para pengaku-pengaku tersebut.
Kedua, argumentasi Torrey ini adalah pemutarbalikan prinsip Alkitab. Pengakuan kepada Kristus bukanlah jasa untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus tapi merupakan hasilnya. Demikian yang terjadi pada saat Pentakosta: pertama kali mereka dipenuhi Roh Kudus dan mereka mulai memproklamasikan pekerjaan Allah yang indah (Kis. 2:4, 11). Demikian juga yang terjadi di rumah Kornelius: ketika Petrus berkhotbah, Roh turun kepada pendengarnya dan mereka mulai memuliakan Allah (Kis. 10:44,46). Dan inilah tepatnya yang Yesus katakan harus terjadi. Ia tidak menjanjikan bahwa jika mereka menyaksikannya, Roh Kudus akan turun kepada mereka, namun Roh Kudus akan turun kepada mereka dan mereka akan menjadi saksi (Kis. 1:8).

Ketiga, pernyataan Torrey ada penyimpangan yang halus dari konsep Alkitab tentang pengakuan dosa. Ini telah menjadi pengakuan tetang diri sendiri: bahwa kita telah meninggalkan seluruh dosa, kita telah menerima Kristus. Ini merupakan pernyataan tentang tingkat spiritual kita (dan salah satunya pasti salah). Dalam PB, pengakuan harus berpusat pada Kristus: Ia adalah Besar (Ibr. 4:14). Pengakuan bukanlah tentang bahwa kita telah meninggalkan dosa-dosa kita tetapi bahwa Kristus telah menyelamatkan kita.

4. Ketaatan
Terikan kaum perfeksionis mulai terlihat semakin jelas dalam langkah keempat ini: Dasar Alkitabnya diduga dari Kis. 5:32, "Roh Kudus yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia". Secara langsung orang akan menghubungkan ayat tersebut dengan 1Yoh. 3:23, "Dan inilah perintah-Nya itu; supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi." Anugerah Roh diberikan kepada semua yang secara mutlak mentaati panggilan penginjilan Allah. Riggs dan Torrey melihat ini secara berbeda. Bagi Riggs, ini berarti penyerahan yang sempurna dan mutlak. Pendapat Torrey bahkan lebih keras lagi: "Ketaatan bukan hanya melakukan satu, dua, atau tiga hal yang diperintahkan Allah, tapi melakukan semua hal yang diperintahkan-Nya...Ini adalah prinsip penting dalam menerima baptisan dengan Roh Kudus, penyerahan mutlak yang tak bersyarat pada kehendak Allah".

Kita harus bertanya lagi: Mengapa orang yang demikian tersebut membutuhkan baptisan Roh Kudus lagi? Bukankah ia dengan kekuatannya sendiri sanggup melakukan segala hal yang dimana seharusnya diperlukan bantuan Roh Kudus? Namun demikian, orang yang telah sampai pada level spiritual ini hidup dalam kapal terbang di mana Alkitab tidak pernah menyangka mungkin dapat dilakukan oleh orang Kristen. Hanya kata hati yang terbakar atau teologi benighted yang dapat mempengaruhi setiap orang agar dapat melakukan penyerahan yang mutlak pada kehendak Allah. Sebaliknya, tujuan Pentakosta seolah-olah adalah jalan kepada baptisan Roh Kudus dijaga, bahkan dari orang-orang Kristen sekalipun, dengan pedang berapi - api yang mengusir segala sesuatu (Kej. 3:24). Jika syarat untuk menerima Roh Kudus adalah ketaantan yang sempurna kepada Allah maka Allah mengejek kita: "Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian daripadanya, ia bersalah terhadap seluruhnya" (Yak. 2:10).


5. Rasa Haus
Syarat kelima adalah rasa haus dan ayat yang dipakai: "...Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya..." (Yoh. 7:37-38).

Dalam menggunakan ayat ini, ada keinginan Torrey yang jelas untuk menghubungkan baptisan Roh Kudus kepada suatu usaha manusia. Pada teks tersebut, rasa haus secara jelas dihubungkan dengan iman dan dinyatakan, secara jelas, bahwa baptisan Roh Kudus akan diberikan kepada mereka yang percaya. Seperti dalam pembenaran, syarat satu-satunya adalah hanya iman. Tapi hal ini bagi kaum perfeksionis dari kaum teologi bersyarat; Pentekostalisme, tidaklah cukup. Ini dipakai untuk penyelidikan agar manusia benar-benar menerima baptisan dalam Roh; dan jika seluruhnya dapat diperoleh dengan kehausan maka kehausan tersebut harus diartikan di dalam arti yang sebenarnya sehingga seseorang dapat memahaminya dengan benar. Ini menjamin bahwa baptisan Roh tidaklah sesederhana rasa haus tapi sebagai rasa haus yang khusus: seperti rasa haus plus. Rasa itu harus terus menerus, dilakukan dengan ketulusan dan bersemangat. Namun walaupun demikian. segi usaha manusia adalah pertanyaan yang lain lagi. Tapi usaha yang cukup berani: "Ketia manusia sungguh kehausan", tulis Torrey, "akan terlihat seperti seluruh pori-pori badannya meneriakkan hal yang sama, Air, air, air."

Ketika manusia kehausan secara spiritual, seluruh keberadaannya akan meneriakkan hal yang sama 'Roh Kudus, Roh Kudus, Roh Kudus, Oh Allah, berikanlah kepadaku Roh Kudus". Lebih lanjut, keinginan tersebut haruslah sesuatu yang murni: "Kamu harus mengharapkan baptisan oleh Roh Kudus bagi kemuliaan Allah dan bukan bagi kemulianmu sendiri. Kamu harus mengharapkan baptisan dengan Roh Kudus dalam hubungan agar engkau dapat lebih memuliakan Allah dengan pelayananmu yang lebih efektif lagi dan bukan karena engkau akan mendapat kekuatan baru belaka atau pengaruh baru atau mungkin gaji yang lebih besar."

Semua ini mengakibatkan beralihnya penekanan dari janji Allah dan dari karya Kristus sebagai Penjamin, menjadi kualitas jasa manusia. Kami diingatkan kepada kisah dari Naaman, mengharapkan suatu yang spektakuler terjadi untuk kesembuhan penyakit lepranya dan yang terjadi hanya perintah sederhana yang menghancurkan, "pergi dan mandilah 7 kali di sungai Yordan" (2Raj. 5:10). Naaman "sangat marah"; dan banyak orang Kristen demikian, bahwa janji akan baptisan Roh Kudus yang demikian mulia itu tergenapi dengan hanya dengan beriman kepada Kristus.

6. Hanya Meminta Kepada Allah
Syarat kelima adalah "mintalah kepada-Nya"; atau, lebih spesifik, doa yang tepat untuk berkat ini. Ayat Alkitab untuk mendukungnya adalah Lukas 11:13, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya". Sulit melihat bagaimana ayat ini memberi dukungan untuk kasus Pentakosta. Ayat ini tidak mengenai baptisan dalam Roh tetapi hanya kepada pemberian Roh belaka, secara bahasa, hal ini hanya berhubungan dengan pengalaman yang Torrey lukiskan sebagai "hal yang sangat berlebih-lebihan, menyebabkan Roh Kudus berdiam di dalam keberadaan kita, menepati sudut belakang yang tersembunyi, dimana dengan jelas nyata kita tidak sadari kehadiran-Nya". Torrey sendiri yang membedakan antara memberi dan baptisan, dan berdasarkan terminologinya sendiri dalam Luk. 11:13 hal ini sangat tidak relevan dengan penjelasannya tersebut.

Hal yang terulang adalah pemikiran tentang jasa - yang dikombinasikan dengan pemenuhan syarat -syarat tertentu yang telah digariskan - disuguhkan sebagai hal yang mulia. Baptisan dalam Roh adalah untuk manusia yang layak, bahkan Riggs berani dan tanpa ragu menggunakan kata itu. Meyinggung Yak. 4:2, "kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa", ia menulis: "Inilah ujian penyisihan Allah untuk menemui siapa yang Ia anggap layak untuk menerima anugerah yang tak ternilai ini. Karena diberikan tanpa uang dan tanpa harga, tetapi diberikan hanya kepada mereka yang memintanya dalam doa".

Torrey memulai dengan "mintalah", sejauh kita dapat lihat, tidak berbeda dengan hanya iman saja. Tapi di dalam eksposisinya menunjukkan, bahwa menurut pandangannya permintaan biasa itu belum cukup. Oleh karena itu permintaan dalam doa tersebut harus khusus, sehingga sekali lagi fokusnya berpindah dari janji yang ilahi dan jaminan yang ilahi kepada kualitas permohonan kita. Torrey menulis, "Kira-kira di tengah malam Allah memberikan kepada kita kemenangan yang tuntas". Dan, astaga! Doa apa yang ada sejak dari waktu itu sampai lewat jam dua pagi. Saya pikir saya tidak pernah mendengar doa yang seperti itu sebelumnya dan jarang mendengar doa seperti itu sesudahnya. Roh dijanjikan akan berdoa merupakan satu hal tersendiri, yang berbeda dengan berdoa bagi Roh Kudus yang belum pernah didengar sebelumnya.

Keseluruhan bagian Injil Lukas ini bertentangan dengan argumentasi Torrey. Misalnya, kebutuhan anak-anak akan roti tidak dapat disamakan sebagai pengalaman yang hanya terjadi sekali saja. Ini adalah hal yang terus menerus terjadi, secara analogi adalah kebutuhan kita akan Roh Kudus, dimana kita harus terus menerus berdoa. Lagipula, kebutuhan anak kecil tidak untuk suatu yang mewah atau berlebihan, tapi untuk roti - untuk hidup. Secara analogi lagi, Roh Kudus adalah Pribadi yang dibutuhkan oleh setiap orang percaya dan Allah tidak dapat menahannya dari anak-anak-Nya seperti seorang bapa tidak akan menahan roti dari keluarganya. Namun lagi, adalah hal yang tidak masuk akal jika seorang bapa didunia hanya memberikan roti kepada anak-anaknya jika mereka memintanya dengan cara yang khusus; atau menghadapkan kepada mereka "ujian penyisihan" untuk meyakinkan apakah mereka benar-benar membutuhkannya dengan sangat perlu, sungguh-sungguh dan murni.

Pelayanan Roh Kudus didalam seluruh kepenuhan-Nya adalah untuk orang Kristen, agar mereka hidup; dan ketika ia benar-benar memintanya ia mengharapkan untuk menerimanya bukan karena kualitas dari permintaannya yang istimewa tetapi oleh karena merupakan kebutuhan yang mutlak penting dan berdasarkan kepastian janji Bapa.
7. Iman
Langkah terakhir menuju baptisan dalam Roh adalah iman. Kita dapat membacanya dengan terheran-heran. Bagaimana mungkin iman yang terakhir? Tapi tidak perlu heran kerena iman pada tahap ini berbeda. Tidak lagi berarti percaya Kristus disalibkan, tetapi mengharapkan Allah memberikanm engkau segala sesuatu yang engkau minta. Menurut Torrey, di sinilah banyak orang gagal, "termasuk pemburu-pemburu fanatik mencari baptisan Roh Kudus. Mereka memenuhi syarat-syarat lain, mereka berdoa secara pasti dan bersungguh-sungguh, tetapi mereka tidak berharap dengan yakin, oleh karena itu mereka tidak memperolehnya". Tetapi hal ini bisa berarti sangat sedikit maupun sangat banyak. Jika Torrey menyatakan bahwa setiap orang percaya, hanya karena dia seorang percaya, memiliki hati mengharapkan baptisan Roh Kudus, maka ia menyajikan kasusnya sendiri. Sebaliknya, mengatakan secara mutlak bahwa setiap orang yang mengharapkan baptisan dalam Roh pasti akan menerimanya, adalah sangat berlebihan.

Misalnya, banyak orang yang yakin akan masuk kedalam kerajaan surga akan kecewa (Mat 7:21). Kita harus bertanya: Siapa yang berhak untuk mengharapkan berkat? Jawabnya, RAHASIA, tidak ada jawaban. Satu-satunya alasan untuk yakin, dalam setiap doa kita, adalah kenyataan bahwa Allah membuatnya pasti, janji tertentu kepada seseorang dalam keberadaan kita. Alasan keyakinan sejauh mana baptisan Roh sangat diperhatikan, adalah karena Allah telah menjanjikan kepenuhan Roh kepada setiap orang percaya; dan hanya kepada orang percaya.

Jadi Apakah Arti Dibaptis Oleh Roh Kudus itu?

Sampai dengan abad ke-20 kaum teolog memberikan perhatian yang sedikit sekali kepada ungkapan baptisan Roh Kudus; dan pengabaian ini dapat dimengerti secara alkitabiah. Karena susunan kata yang tepat dari baptisan Roh Kudus tidak muncul dalam Perjanjian Baru dan ide itu sendiri jarang muncul. Secara fakta hanya ada 3 referensi: dalam Mat. 3:11 (dan pararelnya) ketika Yohanes Pembaptis memproklamasikan bahwa Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus; dalam Kis. 1:5 ketika Allah sendiri menjanjikan bahwa pengikutnya akan dibaptis dengan Roh Kudus, dalam 1Kor. 12:13 ketika Paulus menegaskan bahwa semua orang Kristen akan dibaptis oleh satu Roh.
Namun kepentingan dari suatu doktrin tidak bisa diukur dari sudut frekuensi munculnya susunan kata yang tepat yang dipakai dalam Alkitab. Karena dengan cara demikian doktrin Trinitas juga harus dihilangkan karena dianggap sebagai hal yang kurang penting. Baptisan Roh Kudus ialah salah satu dari beberapa pengalaman menyeluruh yang amat penting dari kehadiran Roh Kudus dalam diri orang percaya. Kepentingan ini makin berlanjut karena perdebatan penafsiran yang dibangun oleh teologi Pentakosta dan Neo-Pentakosta. Hal ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang drastis sampai pada titik tidak seorangpun di antara kita mampu mengabaikannya.

Hal pokok dari pertanyaan ini adalah hubungan baptisan Roh Kudus kepada kelahiran kembali dan pertobatan. Teologi Pentakosta menekankan bahwa perbedaan antara keduanya sangat jelas, yaitu bahwa baptisan terjadinya sering, normalnya terjadi mengikuti pertobatan; karena itu sangatlah mungkin seseorang lahir kembali namun belum menerima baptisan Roh Kudus; dan kenyataannya memang banyak orang Kristen tidak pernah menerima berkat ini. Salah satu pembela yang vokal untuk masalah ini adalah R.A. Torrey, yang digambarkan oleh F.D. Bruner sebagai "figur pra-sejarah Pentakostalisme yang penting setelah Wesley dan Finney". "Baptisan dengan Roh Kudus", tulis Torrey, "adalah pekerjaan Roh Kudus yang berbeda dan tambahan kepada kelahiran kembali. Dengan kata lain, perkara dilahirkan kembali oleh Roh Kudus adalah satu hal perkara dibaptis dengan Roh Kudus adalah hal yang lain lagi". Ralph M. Riggs, teolog Pentakosta kontemporer, menekankan hal yang sama; "Walaupun setiap orang percaya memiliki Roh Kudus, namun tetap bahwa setiap orang percaya, sebagai tambahan dari memiliki Roh Kudus harus dipenuhi dengan atau dibaptis dengan Roh Kudus". Pengikut sebelum Pentakosta "telah menerima Roh Kudus, namun demikian mereka tetap perlu dibaptis dalam Roh Kudus".

Menerima, Dipenuhi, dan Dibaptis
 
Kesulitan utama yang secara langsung yang dihadapi pandangan ini adalah bahwa dalam bahasa Perjanjian Baru semata-mata tidak memperbolehkan kita untuk membedakan secara demikian antara dibaptis dalam Roh dan menerima Roh. Hal ini - dan juga terminologi lainnya - digunakan secara bergantian. Misalnya, dalam Kis. 1:5 Lukas menceritakan hari Pentakosta sebagai pengalaman dari dibaptis dalam Roh. Dalam Kis. 2:4 ia gambarkan sebagai dipenuhi denagn Roh. Kita tidak dapat, pada saat berhadapan dengan pernyataan ini, langsung menyatakan bahwa dipenuhi dan dibaptis adalah dua pengalaman yang berbeda. Sebaliknya, pengalaman yang sama diceritakan dalam Kis. 1:8 sebagai Roh turun ke atas mereka; dan Kis. 2:38 menggambarkannya sebagai menerima Roh turun ke atas kita, menerima Roh, dipenuhi dengan Roh dan dibaptis dalam Roh adalah satu dan pengalaman yang sama.

Lukas menggambarkan pengalaman Kornelius dan seluruh keluarganya adalah dengan cara yang sama. Ia melihatnya sebagai peristiwa yang sejajar dengan Pentakosta (Kis. 11:15) dan merupakan penggenapan dari janji Yesus Kristus: "Kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus" (Kis. 11:16). Juga dalam menggambarkan peristiwa ini ia tidak menggunakan kalimat dipenuhi atau dibaptis. Sebaliknya ia menggunakan kalimat Roh Kudus turun ke atas mereka (Kis. 10:44) bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka (Kis. 10:45) yang berarti semata-mata mereka telah menerima Roh Kudus (Kis. 10:47). Tentu saja jelaslah bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menuntut otoritas dari Perjanjian Baru untuk mengadakan perbedaan antara menerima Roh, disatu pihak, dan dibaptis atau dipenuhi Roh di lain pihak. Itu pun berarti, tidak ada seorangpun dapat menuntut otoritas bagi kalimat: "Semua telah menerima Roh, tetapi tidak semuanya dibaptis atau dipenuhi oleh Roh".


Semua Orang Percaya Telah Dibaptis Oleh Roh


Tapi kasus ini tidak didasarkan pada vocabulary Alkitab semata. Ada bukti langsung yang harus dipertimbangkan di dalam PB bahwa setiap orang percaya mengalami baptisan Roh Kudus. Dimulai dengan sifat universal dari pemberian Roh adalah satu hal utama dalam nubuatan Yoel (Yoel 2:28-32), di mana Pentakosta merupakan penggenapannya. Dalam masa PL, Roh dan anugerah- Nya hanya diberikan kepada individu tertentu di kalangan umat Allah. Pembatasan ini, menurut Yoel, harus telah dihilangkan zaman akhir era kekristenan. Roh akan dicurahkan kepada seluruh manusia, anak-anak lelaki dan perempuan mereka akan bernubuat, anak-anak muda mereka akan mempunyai penglihatan dan orang tua mereka akan menerima mimpi. Roh akan datang bukan saja kepada yang terkenal, tapi juga kepada hamba-hamba dan pembantu hamba-hamba. Harapan Musa (Bil. 11:29) telah terpenuhi: Setiap umat Allah akan bernubuat, berbicara tentang kemuliaan pekerjaan Allah.

Laporan Lukas tentang Pentakosta lebih menjelaskan bahwa hal inilah yang sesungguhnya yang terjadi: Setiap orang percaya dibaptis oleh Roh (Kis. 2:4). Kata "semua" telah jelas sehingga tidak membolehkan kita untuk percaya bahwa ada murid yang tidak mendapatkannya. Keseluruhan gereja yang digambarkan dalam Kis. 1:13-26 adalah kesatuan dan ketika pembaptisan itu datang, ia datang ke atas mereka semua. Pada saat itu, tidak ada satu orang percayapun di dunia yang tidak dibaptis dalam baptisan Roh Kudus. Lukas mengutip nubuatan Yoel mengakibatkan sulit untuk menolak kesimpulan bahwa ia ingin menunjukkan keistimewaan telah lahir satu era baru.

Penggambaran pengalaman 3.000 petobat melalui pelayanan Petrus sangat mendukung hal ini. Allah berjanji bagi siapapun yang meresponi berita tersebut akan menerima anugerah Roh Kudus (Kis.2:38). Tapi ia tidak menggambarkan hal ini sebagai suatu penambahan dari pengalaman dasar keselamatan. Sebaliknya, anugerah tersebut dikatakan diberikan secara langsung dari perubahan: "Bertobatlah dan baptiskanlah setiap orang di antaramu dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dari seluruh dosanya dan sehingga menerima anugerah Roh Kudus". Pengampunan dari dosa dan anugerah Roh Kudus datang bersamaan. Beberapa ayat kemudian berupa pengalaman total dari petobat ini dikatakan dengan sangat sederhana di mana mereka "dengan senang menerima perkataannya" (ayat 4). Sangat adil untuk menyimpulkan dari hal ini bahwa satu-satunya syarat untuk dapat dibaptis oleh Roh adalah penerimaan yang gembira atas Injil. Setiap orang yang menyesal - setiap orang yang diampuni dosanya - telah mengalami baptisan Roh Kudus.

Doktrin yang sama juga muncul dalam 1Kor. 12:13, "Sebab dalam satu Roh kita semua dibaptis menjadi satu tubuh". Beberapa orang mengajukan keberatan dengan mengatakan di sini bicara mengenai baptisan oleh Roh Kudus ketimbang baptisan dalam Roh. Tetapi sangat sulit melihat alasan untuk hal ini. Secara gramatikal, ekspresi yang ada sama dengan Kis. 1:5. Jika Paulus ingin mengekspresikan ide dari baptisan oleh Roh ia akan melakukannya dengan jelas dengan menggunakan kata depan hupo (by dalam bahasa Inggrisnya) dibanding menggunakan kata depan en (in). Tapi ia melakukan demikian, ia telah menyatakan sesuatu yang PB tidak katakan di manapun juga. Yohanes Pembaptis berkata, "Ia akan membaptis kalian dengan Roh Kudus". Petrus menyatakan hal yang sama dalam Kis. 2:33. Kristus yang dimuliakan telah mencurahkan Roh Kudus dari diri-Nya. Alternatif satu-satunya untuk hal ini adalah Kis. 1:4 bahwa kadangkala Roh adalah mewakili anugerah Allah. Roh itu sendiri tidak membaptis. Ia adalah pribadi di mana kita dibaptis di dalamnya atau dibaptis dengannya. Sebaliknya tidak mungkin membandingkan baptisan Roh dengan baptisan di dalam (bukan dengan) air atau menghubungkannya dengan baptisan di dalam (bukan dengan) api.

Interpretasi ini didukung oleh bagian kedua dari pasal: "Kita dibuat untuk meminum dari satu Roh". Kata Ibrani yang dipakai ialah epotishemen. Ini kerap kali dipakai dengan arti mengairi (tanaman) dan sebagaimana ditunjuk oleh T.C. Edwards, metafor ini menggambarkan ide dari keadaan yang berlimpah dan berkuasa, dan yang tepat digunakan disini; "Seperti tanaman, kita diberi minum dalam Roh. Satu pancaran yang mengairi semua lapangan dan membasahinya sampai ke akar dari setiap helai rumput". Michael Green menyatukan apa yang ia lihat sebagai arti dari 2 metafor dari 1Kor. 12:13 dalam pernyataan: "Semua sama telah dibenamkan dalam lautan dari Roh; semuanya salah telah memiliki air kehidupan yang mengairi kehidupannya yang kering".
Tujuan dari baptisan dijelaskan Paulus dalam kalimat "ke dalam satu tubuh". Ia menggunakan kata depan idiomatik, dengan makna berdasarkan pandangan dari: "Kita semua telah dibaptis (dibenamkan, diminumkan, diairi) di dalam satu Roh dalam pandangan kepada pembentukan atau menjadi satu tubuh". Berdasarkan prinsip ini berarti kita menolak penafsiran yang mengatakan bahwa baptisan Roh hanya dialami oleh sedikit orang percaya saja. Semua orang percaya adalah anggota dari satu tubuh dan demikian seluruhnya telah diberi minum dalam satu Roh. Demikian juga, semuanya memiliki karunia rohani yang bertujuan bagi pembangunan tubuh gereja, sehingga tidak ada seorangpun yang merasa lebih tinggi dari yang lain, lebih rendah dari yang lain, dan di atas semuanya itu tidak seorangpun yang boleh merasa lebih dari yang lain. Sulit untuk membayangkan argumentasi Paulus mengenai keterkaitan antar anggota dan ketergantungan antar anggota dapat terjadi, jika tubuh dipisahkan oleh perbedaanperbedaan yang radikal seperti sebagian memperoleh baptisan Roh Kudus dan sebagian tidak. Perbedaan seperti ini pasti akan dihindari oleh Paulus - karena menciptakan perpecahan di dalam tubuh itu sendiri (1Kor. 11:10).

Argumentasi Teologis
Argumentasi bahwa mungkin ada kelahiran baru namun belum memiliki baptisan Roh Kudus, adalah sulit dipertahankan bukan saja dari eksegesisnya tetapi secara teologis juga. Semua orang Kristen telah menjadi satu dengan Kristus. Dengan mengusulkan bahwa hal itu mungkin terjadi tanpa persekutuan yang satu dengan Roh Kudus akan memisahkan kedua Pribadi itu sehingga sangatlah tidak konsisten dengan sejarah teologi Trinitas. Anak dan Roh dengan Bapa adalah satu Allah. Persekutuan itu sedemikian intimnya, sehingga masing-masing di dalam yang lain (Yoh. 14:18), sehingga misi dari Penghibur sama dengan misi dari Anak (Yoh. 14:18) dan Paulus bahkan berkata, "Tuhan (Yesus Kristus) adalah Roh" (2Kor. 3:17). Berdasarkan ayat-ayat itu bapak-bapak gereja membuat doktrin persatuan bersama antar pribadi-pribadi yang ilahi. Pernyataan yang kuat dari Basil: "Jika seseorang sungguh-sungguh menerima Anak, maka dia akan menemui bahwa Dia (Anak) membawa bersama-Nya.
Bapa di satu tangan dan Roh Kudus di tangan yang lain, karena tidak satupun dari antara mereka yang dapat dipisahkan dari Bapa, karena selamanya berada di dalam Bapa, juga tidak melihat pemisahan atau pembagian di dalam bentuk apapun, seolah-olah Anak dapat dianggap tanpa Bapa atau Roh dipisahkan dari Anak". Jika doktrin persatuan bersama ini benar, dan memang demikian, maka tidak akan ada hubungan seorang Pribadi yang tidak sama dan tidak simetris dengan yang lain, dipenuhi di dalam Anak berarti juga dipenuhi di dalam Roh. Memiliki Kristus berdiam di dalam hati kita oleh iman berarti secara langsung memiliki Roh di dalam keberadaan kita yang diisi dengan kepenuhan Bapa (Ef. 3:16-19).

Pandangan Perjanjian Baru Tentang Iman

Posisi pandangan golongan tertentu secara sama tidak konsisten dengan pandangan iman dalam Perjanjian Baru. Iman menyelamatkan; dan tidak mungkin membatasi hal ini hanya dengan kelahiran baru dan pembaruan, dan tidak memasukkan anugerah yang tidak terkatakan (2Kor. 9:15). Dia adalah janji Bapa yang Agung (Kis. 1:4) dan juga yang menjadi materai di dalam keanakan kita (Ef. 1:13). Dan Dia merupakan klimaks pengucapan syukur Rasuli (2Kor. 13:14). Juga menurut Perjanjian Lama, penyelamatan tidak dapat diartikan berbeda dari menerima Roh Kudus: "Aku akan memberikan Roh-Ku di dalam engkau dan membuat engkau hidup menurut ketentuan-ketentuan-Ku" (Ez. 36:27).

Dan Perjanjian Baru bukan hanya menekankan bahwa baptisan Roh merupakan bagian yang penting dalam arti penyelamatan. Juga dikatakan dengan tegas bahwa iman dan karunia Roh tidak dapat dipisahkan. Ini tampak jelas di dalam pertanyaan Paulus dalam Gal. 3:2: "Adakah kamu menerima Roh karena melakukan pekerjaan hukum Taurat atau oleh karena percaya?" Doktrin yangsama dalam Ef. 1:13, "Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu". Lebih jelas lagi dalam Gal. 3:14, kita menerima janji dari Roh dengan iman. Bagian yang menarik dari ayat ini, menyamakan janji dari Roh dengan berkat Abraham. Dengan perkataan lain, karunia Roh adalah inti dari berkat yang dijanjikan dalam Perjanjian Abraham. Penganugerahan Roh adalah tujuan besar dari penebusan dan bahwa kita tidak memperoleh bagian di dalam berkat penebusan tanpa memperoleh kepenuhan Roh. Alur pemikiran Paulus sangat jelas: "Kristus telah menebus kita dari hukum Taurat...bahwa kita dapat menerima janji Roh itu melalui iman". Kita tidak dapat membiarkan diri kita diletakkan dalam posisi di mana, kita belum berhak untuk menerima karunia Roh, kita harus memiliki menambah sesuatu kepada iman - nilai tambah. Iman membawa kita di dalam Kristus sehingga demikian kita telah lengkap (Kol. 2:10).

Pelayanan Kristen


Juga tidak mungkin mendamaikan dugaan bahwa beberapa orang Kristen tidak memiliki kepenuhan Roh dengan pengajaran Perjanjian Baru tentang pelayanan Kristen. R.A. Torrey mencoba membuat perbedaan antara diselamatkan dan siap untuk melakukan pelayanan, sehingga memberi pernyataan yang mengejutkan sebagai berikut: "Sekarang jika seseorang telah lahir baru dia diselamatkan. Jika meninggal dia akan pergi ke surga. Namun biarpun dia telah diselamatkan, namun dia belum dilayakkan untuk pelayanan Tuhan". Pernyataan ini menimbulkan penyimpangan terhadap teologi PB. Khotbah di bukit, misalnya, jelas bahwa Kristus mengharapkan tahap pelayanan yang tertinggi dari setiap orang yang percaya. Setiap orang yang "diberkati" akan hidup demikian sehingga menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13). Demikian juga pengharapan Paulus. Dia menemukan pemikiran bahwa ada orang Kristen yang tidak layak untuk melakukan pelayanan sangat tak masuk akal!

Dengan ditebus dari dosa, secara otomatis adalah langsung menjadi pelayan Kebenaran (Rm. 6:18), memiliki buah Roh di dalam hidup yang dilukiskan oleh kasih, suka cita, damai dan yang lain-lain yang baik (Gal. 5:22). Petrus juga sama tegasnya: Bagaimana pemikiran tentang orang yang diselamatkan belum siap untuk pelayanan, dapat disesuaikan dengan 1Pet. 2:9: "Kamulah bangsa terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, bangsa yang ajaib, supaya kamu memberitakan perbuatan-Nya yang besar, yang memanggil kamu memberitakan perbuatan-Nya yang besar, yang memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib". Kewajiban memberitahukan perbuatan-perbuatan besar Allah terletak secara pasti pada setiap orang Kristen, hanya karena keberadaan mereka saja. Tekanan terletak pada petunjuk. Kita bukan dibebaskan dari pelayanan itu atau juga bukan karena tidak siap untuk itu.

Ayat dalam 1Petrus mengingatkan kita bahwa di antara semua bentuk pelayanan yang diharapkan dari orang Kristen, kesaksian mempunyai tempat yang istimewa. Kita harus berpegang teguh pada pengakuan kita (Ibr. 4:14) dan berpegang pada firman kehidupan (Flp. 2:16) dan menjelaskan alasan tentang pengharapan yang ada di dalam diri kita (1Pet. 3:15). Hal ini mengembalikan kita kepada tugas yang diberikan kepada gereja di dalam Kis. 1:8, "Kamu akan menjadi saksi bagi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria sampai ke ujung bumi". Sungguh tepat mempersiapkan mereka untuk itu, sehingga janji diberikan "Kamu akan menerima kuasa" dan janji inilah yang digenapi pada Pentakosta ketika Roh Kudus turun kepada mereka, sehingga membuat mereka dapat berkata-kata tentang karya Allah yang mengagungkan itu. Kesaksian - dan juga kidung puji-pujian (doxology) - ialah usaha setiap orang Kristen. Inilah sumber kekuatan kita, memampukan kita karena Allah tidak membiarkan kita membuat batu-bata, tanpa Ia menyediakan jerami.

Tidak Pernah Ada Resep Rasuli

Akhirnya diyakini benar tidak ada penulis Perjanjian Baru yang menghadapi masalah yang membingungkan pada gereja terdahulu pernah menyatakan bahwa apa yang mereka kehendaki ialah baptisan dalam Roh Kudus. Pertimbangkanlah surat-surat yang mereka tulis kepada jemaat di Galatia, Korintus, Kolose, Efesus. Masalah mereka cukup serius yaitu - perpecahan, klenik / penyembahan berhala, tunasusila, keduniawian, kurangnya rasa peduli pada penginjilan. Semua membuat tidak adanya kuasa. Para analis aliran Pentakosta dalam menganalisa gereja Laodikia yang suam-suam kuku, misalnya, disebutkan karena kekurangan "api pemanas", "angin kedua", "baptisan Roh Kudus". Tetapi hal ini tidak pernah jadi dasar pendekatan Perjanjian Baru. Persoalan mereka tidak dilihat karena kurangnya baptisan Roh Kudus tetapi karena kegagalan memperhitungkan maksud kebenaran rohani yang terdalam tentang diri mereka sendiri (Rm. 6:2, 1Kor. 6:2, Gal. 3:3). Itulah kenyataan yang sesungguhnya, bahwa mereka semua telah menerima Roh yang membuat bidat mereka, kelakukan dan keduniawian begitu mengerikan.
Kalau begitu apa yang harus kita simpulkan? Bahwa baptisan dalam Roh merupakan dasar mutlak ajaran keselamatan kekristenan, berdasarkan pengalaman seperti itulah seseorang memasuki kehidupan kekristenannya, sehingga tanpa itu kita sama sekali bukanlah seorang Kristen, dan setelah memperoleh kepenuhan Roh membuat kita mampu berkata, "Saya dapat melakukan segala perkara di dalam Dia yang Satu yang memberi saya kekuatan" (Flp. 4:13).

Saturday, October 24, 2009

PELEPASAN

WALKING IN THE GOD’S NEW COVENANT
Berjalan dalam Perjanjian Tuhan artinya berjalan dengan takut akan Tuhan dan sangat suka kepada segala perintahNya (Maz 112:1). Abraham, Ishak, dan Yakub serta semua keturunannya berjalan di dalam perjanjian Tuhan. Inilah kunci sukses: Berjalan saja di dalam Perjanjian Tuhan.

Kesuksesan adalah sebuah perjalanan bukan pencapaian sesaat. Kesuksesan adalah sebuah perjalanan yang kekal dalam sebuah perjanjian yang kekal. Perjanjian yang baru adalah perjanjian yang kekal. Tuhan berjanji bahwa: Ia akan menjadi Tuhan kita dan kita menjadi umatNya selama-lamanya. Apakah bagian kita? Bagian kita adalah menjalaninya. Apakah Bagian Tuhan? Memberkati kita. Jadi, kita tidak meminta atau mengharapkan perjanjian berkat, kita harus berjalan di dalamnya. Kita tidak mendoakan perjanjian, kita hanya mencari tahu apa detil-detilnya perjanjian tersebut lalu mentaatinya.
Jika kita ingin menjadi sukses, satu hal yang harus diperhatikan bahwa tujuan hidup kita bukanlah menjadi kaya. Tujuan hidup kita adalah menjadi serupa dengan Kristus. Banyak orang Kristen hanya mencari kekayaan saja dan sebagai akibatnya ia hancur. Alkitab berkata bahwa orang yang cinta uang akan menyimpang dari Tuhan. (1 Tim 6:9-10).

Tujuan hidup kita adalah menjadi serupa Kristus. Apabila kita menjadi serupa dengan Kristus maka kekayaan sejati akan mengikuti kita. Sebaliknya apabila kita mencari kekayaan tanpa keserupaan dengan Kristus hal itu adalah kekayaan yang palsu. Di dalam kekayaan belum tentu ada keserupaan dengan Kristus tetapi di dalam keserupaan dengan Kristus ada kekayaan sejati.

INVASI KERAJAAN SURGA
Ketika seseorang hidup di dalam Kerajaan Tuhan, maka kuasa dan kemuliaan Kerajaan Tuhan akan berinvasi ke dalam kehidupannya. Pada saat itlah Kerajaan Tuhan datang ke dalam hidupnya. Hal apakah yang terjadi pada saat Kerajaan Tuhan datang?
“Tetapi jika aku mengusir setan dengan kuasa Roh Tuhan, maka sesungguhnya Kerajaan Tuhan sudah datang kepadamu.” Matius 12:28.

Salah satu hal yang paling nyata adalah diusirnya setan di dalam diri orang tersebut. Hanya Kerajaan Tuhan yang memiliki kuasa untuk menyingkirkan pekerjaan kerajaan kegelapan. Tanpa kuasa Kerajaan Tuhan tidak ada yang dapat melepaskan diri dari penguasa dunia dan ilah jaman ini. Oleh sebab itu hanya anggota-anggota Kerajaan Tuhan lah yang akan mendapatkan kuasa pelepasan. Orang-orang pilihan dilepaskan dari kuasa kegelapan yang membutakan mata hatinya, sehingga ia dapat melihat cahaya Injil. (2 Kor 4:4).

Namun selanjutnya setelah kelahiran baru orang-orang pilihan Tuhan juga akan terus-menerus mengalami kuasa pelepasan yang akan membebaskannya sampai ia bertumbuh serupa Kristus.
Banyak orang kristen tidaklah keberatan untuk menerima pekerjaan pelepasan dari Roh Kudus sebelum seseorang lahir baru. Mereka keberatan untuk menerima kenyataan bahwa orang-orang percaya sesudah lahir baru pun masih memerlukan kuasa pelepasan.

Ada kepercayaan yang keliru yang menyatakan bahwa orang-orang kristen masih dapat dirasuki oleh setan. Akibat dari pengajaran ini, maka ada orang kristen menjadi percaya dan akhirnya mereka menjadi sasaran empuk serangan setan karena mereka mempunyai kepercayaan yang keliru. Sangatlah berbahaya mempercayai hal tersebut. Orang kristen tidaklah mungkin “dirasuk”, artinya dikuasai penuh oleh setan. Namun, di sisi lain ada bahaya lain yang sama besarnya, yang tidak disadari oleh orang-orang kristen. Ada sekelompok orang kristen yang percaya bahwa orang kristen sama sekali tidak mungkin dikuasai oleh setan. Ekstrim kedua juga akan menjadi sasaran empuk dari serangan setan.



Mengapa? Karena alkitab berkata bahwa kita masih dapat dikuasai oleh setan walaupun bukan dalam bentuk kerasukan. Penguasaan setan tersebut mengakibatkan betapa rusak dan hancurnya hidup seseorang. Pekerjaan setan perlu dibongkar, dinyatakan, dan dihancurkan oleh pekerjaan Roh Kudus.
Kita hanya dapat dilepaskan sepenuhnya apabila kita mengandalkan kekuatan dan otoritas kerajaan Tuhan.

HARI 1
Kelepasan adalah sebuah perjanjian, yaitu perjanjian kelepasan. Karena itu, pelepasan adalah untuk orang-orang percaya.

PERJANJIAN KELEPASAN
Lukas 1:67-75
1:67. Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya:
1:68 "Terpujilah Tuhan, Tuhan Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,
1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,
1:70 --seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus--
1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,
1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,
1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita,
1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,
1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.

M1 menerima
Berdoalah agar Tuhan menyatakan hal-hal yang masih memerlukan pemulihan dalam diri Anda.

M2 merenungkan
Zakaria bernubuat tentang lawatan Tuhan atas umatNya. Apakah tujuan Tuhan mengirim Kristus (keturunan Daud)? (Ayat 68-71).
Perjanjian apakah yang dipegang Tuhan? (Ayat 72-73). Apakah isi perjanjian tersebut? (Ayat 74-75) “Supaya kita, _____ dari tangan musuh.”
Apakah berkat-berkat yang akan kita peroleh bila kita berjalan di dalam perjanjian tersebut? (Ayat 74-75).

PENGAJARAN
Dapatkah orang Kristen dirasuk setan? Apakah pelepasan adalah untuk orang Kristen atau untuk orang-orang yang tidak percaya? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang sangat sering dilontarkan. Saya percaya orang Kristen tidak mungkin kerasukan setan, sebab Alkitab berkata bahwa “setiap orang yang lahir dari Tuhan, tidak berbuat dosa, tetapi Dia yang lahir dari Tuhan MELINDUNGINYA, dan si jahat TIDAK DAPAT MENJAMAHNYA” (1 Yoh 5:18). Orang yang lahir baru memiliki benih ilahi yang serupa dengan Tuhan (1 Yoh 3:9) sehingga benih tersebut TIDAK DAPAT DIJAMAH oleh iblis. Kristus juga berjanji akan melindungi orang-orang yang telah lahir baru. Orang Kristen yang telah lahir baru tidak mungkin kerasukan. Kerasukan artinya rohnya dikuasai total atau didiami oleh roh jahat. Namun, karena tubuh dan jiwa manusia belumlah sempurna, maka manusia masih dapat dikuasai oleh setan. Setan dapat mengikat manusia jika manusia memberikan TEMPAT atau KESEMPATAN kepada setan
(Ef 4:27).

ASUMSI-ASUMSI YANG SALAH
Ada anggapan-anggapan yang keliru tentang pelepasan. Ada orang Kristen yang menganggap pelepasan bukanlah untuk orang percaya tetapi hanyalah untuk orang-orang yang tidak percaya. Alasan yang paling sering diungkapkan adalah bahawa contoh-contoh pelepasan yang dilakukan oleh Yesus adalah terhadap orang-orang yang tidak percaya. Alasan lain yang sering diungkapkan adalah bahwa sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka secara otomatis kita telah terlepas dari semua kuasa-kuasa kegelapan.


APA KATA ALKITAB?
Jelas semua pelayanan pelepasan yang Yesus lakukan adalah terhadap orang-orang yang belum lahir baru. Mengapa? Karena pada saat itu, belum ada yang lahir baru karena belum ada orang yang didiami oleh Roh Kudus (Yoh 7:37-39). Tetapi apakah itu berarti orang yang lahir baru tidak memerlukan lagi pelepasan dari ikatan roh-roh jahat?

John Erkhardt memberikan beberapa alasan bahwa pelepasan adalah untuk orang-orang percaya (Ministering Freedom, Harvest Publication House, Hal 29-31). Beberapa alasan tersebut dimasukkan ke dalam uraian sebagai berikut:
Alasan 1:
Orang tidak percaya tidak ada gunanya dilepaskan, kecuali kalau ia kemudian menjadi percaya
(Luk 11:24-26).
Buat apa melepaskan orang-orang yang tidak percaya dari roh-roh jahat, sedangkan kemudian ia akan kembali dikuasai oleh 7 roh yang lebih jahat lagi? (Luk 11:24-26). Dapatkah orang tidak percaya mempertahankan kelepasannya? Jadi, pelayanan kelepasan adalah sia-sia buat orang yang tidak percaya, kecuali mereka yang adalah calon-calon anggota kerajaan Tuhan.

Alasan 2:
Pekerjaan pelepasan adalah untuk anak-anak perjanjian.
Ketika perempuan Siro Fenesia (orang Yunani) meminta Yesus mengusir setan dari anaknya. Maka Kristus menjawab bahwa ‘roti’ hanyalah diberikan kepada anak-anak. Anak-anak yang dimaksud adalah umat perjanjian Tuhan, yaitu orang-orang pilihan di antara orang-orang Yahudi. ‘Roti’ yang dimaksud oleh Kristus ialah pelayanan pelepasan. Jadi pelayanan pelepasan adalah khusus diberikan kepada orang-orang pilihan. Pada waktu itu Kristus tidak diutus kepada ‘anjing-anjing’ (orang-orang non Yahudi) tetapi kepada anak-anak (orang-orang pilihan) di kalangan Yahudi dulu. Tetapi walaupun wanita Siro Fenesia itu termasuk kepada golongan non Yahudi (‘anjing’) tetapi karena ia percaya, ia juga adalah orang pilihan yang berhak menerima remah-remah dari roti. Jadi, ‘roti’ (pelayanan pelepasan) adalah untuk orang-orang percaya (orang-orang pilihan).

Alasan 3:
Keselamatan bukan hanya ‘telah’ diperoleh tetapi perlu ‘terus-menerus’ dikerjakan (Fil 2:12).
Dalam Filipi 2:12, kita diperintahkan agar ‘tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.’ Apakah artinya? Di dalam kamus Thayer’s Lexicon dijelaskan bahwa arti kata “keselamatan”, yaitu “soteria’, mempunyai arti “pelepasan dari penganiayaan musuh”.
Jadi mengerjakan keselamatan adalah termasuk ‘melepaskan diri dari penganiayaan-penganiayaan musuh’. Kristus memang telah membayar semua harga yang diperlukan untuk melepaskan kita dari segala penganiayaan musuh. Hal ini sama seperti hutang kita yang telah dibayar lunas oleh seseorang yang mengirimkan uang yang dibutuhkan ke ‘BANK ACCOUNT’ kita. Namun diperlukan tindakan praktis untuk ‘menulis check’ dan membayar hutang kepada orang-orang yang kepadanya kita berhutang. Demikian pula Kristus. Ia telah membayar harga untuk pengampunan dosa, pelepasan dari setan, kesembuhan dan kemenangan. Tetapi bukankah diperlukan tindakan kita untuk: mengaku dosa, mengusir setan, menerima kesembuhan dan mengusahakan kemenangan. Itulah yang disebut mengerjakan keselamatan. Jadi pelepasan adalah ‘hadiah’ yang telah diterima di ‘BANK ACCOUNT ROHANI’ kita, tetapi hal tersebut belum akan dialami secara faktual (kenyataan) bila kita tidak melakukan tindakan ‘MELEPASKAN DIRI’ dari musuh. Jadi tidak otomatis. John Eckhardt menjelaskan bahwa Filipi 2:12 dapat ditulis sebagai berikut: “Usahakanlah pelepasan dirimu dari penganiayaan musuh sampai kamu terbebas, baik jiwa maupun tubuh.”

Alasan 4:
Kristus datang untuk menegakkan perjanjian kelepasan bagi orang kristen (Luk 1:67-75)
Perjanjian Tuhan disebut juga perjanjian kelepasan (Lukas 1:67-75). Dengan siapakah Tuhan membuat perjanjianNya? Jelas hanya dengan orang-orang Kristen (orang pilihanNya). Perjanjian Tuhan dengan orang Kristen adalah perjanjian kelepasan. Artinya Tuhan berjanji melepaskan umatNya dari semua ikatan musuhNya.
Sampai kapankah Tuhan melepaskan kita? Sampai kita semua dapat ‘beribadah kepadaNya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaranNya SEUMUR HIDUP KITA’. (Luk 1:74-75). Jadi perjanjian kelepasan adalah perjanjian yang berlaku SEUMUR HIDUP. Karena itu pelayanan pelepasan adalah untuk orang-orang Kristen, bukan untuk orang-orang tidak percaya.


MEMEGANG PERJANJIAN KELEPASAN
Apakah Anda mengalami keterikatan? Anda mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dari berbagai pekerjaan kuasa kegelapan yang menyiksa Anda? Anda tidak dapat mengalahkan roh jahat dengan alasan apapun, kecuali dengan alasan perjanjian kelepasan. Pahamilah perjanjian kelepasan, maka setan pasti dikalahkan. Setan sangatlah takut kepada orang yang memegang perjanjian kelepasan. Ingatlah bahwa kelepasan adalah hak Anda, sebab Anda ada di dalam perjanjian kelepasan. Tuhan pasti menggenapi perjanjianNya, sebab Ia adalah Tuhan pemegang perjanjian.
Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman Tuhan, yang mengasihani engkau. (Yesaya 54:10). Perjanjian Tuhan itu pasti. berpeganglah teguh kepadanya, maka kelepasan pasti terjadi.

M3 melakukan
Temukanlah hal-hal yang masih mengikat Anda.
- Kebiasaan yang buruk (merokok, mabuk, obat-obatan, dsb).
- Ikatan kutuk (penyakit, kegagalan, kemiskinan, dsb).
Ikatan dosa kecenderungan (dosa-dosa yang diturunkan oleh garis keturunan ayah).
- Ikatan roh-roh jahat (kekuatan-kekuatan tertentu).
Peganglah perjanjian kelepasan Anda di dalam Kristus. Ikuti terus langkah-langkah pelepasan dalam buku ini. Anda pasti dimerdekakan.

M4 membagikan
Ceritakanlah perjanjian kelepasan kepada seseorang yang memerlukan pelepasan. Layanilah orang tersebut sambil Anda sendiri terus mengalami pelepasan.
Bacaan minggu selanjutnya (kalau mau terus menggunakan renungan ini):
Pilih satu bagian (poin) untuk satu minggu:
- Markus 7:24-30
- Lukas 13:10-17

NOTES
Tuliskanlah poin penting apa saja yang Anda dapatkan selama saat teduh hari ini.

HARI 2
Masalah yang ditimbulkan oleh pekerjaan-pekerjaan setan tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara biasa, kecuali dengan pengusiran setan.

MENYINGKAP PEKERJAAN-PEKERJAAN MUSUH
Lukas 13:10-13, 16
13:10. Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Tuhan.
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
13:17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.


M1 menerima
Berdoalah agar Anda dapat selalu mengalami perjanjian kelepasan.

M2 merenungkan
Apakah penyebab yang membuat perempuan ini menderita sakit punggung? (Luk 13:11).
Hal apakah yang dilakukan Yesus ? (Luk 13:12-13). Siapakah perempuan itu ? Mengapa ia harus dilepaskan ? (Luk 13:16).

Temukan apakah penyebab dari persoalan-persoalan sbb:
Bisu (Mrk 9:17,25); Tuli (Mrk 9:25); Epilepsi (Mat 17:15,18); Buta (Mat 12:22), Ketakutan (2 Tim 1:7)

PENGAJARAN
Suatu hari di tengah-tengah kotbah tiba-tiba saja seorang guru sekolah minggu berteriak mengeluarkan suara kemarahan seperti laki-laki. Ia mulai berkata-kata dalam bahasa Tionghoa: “Aku adalah KUAN KONG” dan Ia mulai menjadi ganas dan tidak dapat mengendalikan dirinya. Saya langsung menengking roh jahat yang mengaku sebagai KUAN KONG (pahlawan SAM KOK) itu. Wanita muda itu terjatuh dan roh jahat tersebut berkata bahwa wanita tersebut adalah miliknya. Saya bertanya kepada kakak perempuannya tentang masa lalu hidupnya. Ternyata kakaknya menjelaskan bahwa sejak lahir karena wanita muda itu sering sakit-sakitan maka ia telah dipersembahkan kepada KUAN KONG sebagai anak angkatnya. Walaupun ia telah percaya Yesus dan mengalami kelahiran baru bahkan menjadi guru Sekolah minggu, namun ada suatu hal yang tidak dapat ia kendalikan, yaitu kemarahan. Setiap kali ia disakiti dia akan menjadi ganas dan penuh dengan kekerasan.

Akhirnya, setelah kami melayani guru sekolah minggu itu, ia mengampuni perbuatan orangtuanya yang menyerahkan dirinya kepada ‘KUAN KONG’. Seketika itu ia berteriak dan roh jahat itu melepaskan cengkeramannya atas dirinya. Sejak itu ia berubah. Ia menjadi lemah lembut selayaknya seorang wanita. Wanita tersebut walaupun telah mengalami kelahiran baru, tetapi roh jahat yang pernah menguasai dirinya masih mempunyai CENGKERAMAN atasnya. Ketika kebenaran tentang pelepasan diketahuinya, maka seketika itu juga roh jahat itu disingkirkan.

PENYEBAB YANG TIDAK KELIHATAN
Banyak orang kristen tidak menyadari bahwa beberapa penyebab perbuatan-perbuatan jahat di dalam hidup mereka disebabkan oleh roh-roh jahat yang tidak terlihat. Seperti abad-abad sebelumnya pada saat manusia belum menemukan adanya bakteri-bakteri, manusia pasti banyak yang dibinasakan oleh penyakit-penyakit yang disebabkan oleh musuh yang tidak terlihat oleh mata itu. Musuh yang tidak terlihat sangat berbahaya.

Alkitab menyatakan berbagai penyakit seperti sakit pinggang, bisu, tuli, buta dan epilepsi dapat disebabkan oleh roh jahat. Nah, apabila Yesus tidak mengusir roh-roh jahat itu, maka tidak mungkin terjadi kesembuhan. Dokter-dokter tidak dapat menyingkirkan musuh-musuh yang tidak terlihat itu. Beberapa problem emosional yang ekstrim juga disebabkan oleh adanya ikatan roh-roh jahat. Bahkan perbuatan-perbuatan daging adalah perpaduan antara kebiasaan dengan roh-roh. Salah satu contohnya adalah roh pemecah (Gal 5:20).

TANDA-TANDA ADANYA KETERLIBATAN ROH JAHAT
Lalu jika demikian, dari manakah kita dapat mengetahui apakah seseorang itu terikat oleh roh-roh jahat? Ada beberapa tanda yang dapat terlihat dalam diri seseorang.

Ikatan Emosional yang ekstrim
Emosi-emosi ekstrim seperti takut, marah, benci, tertekan dapat disebabkan oleh adanya ikatan roh jahat. Emosi-emosi yang dikontrol oleh roh jahat biasanya sangat mengikat atau memperbudak seseorang.



Adanya penghalang pertumbuhan rohani
Orang yang masih terikat roh-roh jahat mengalami kesulitan dalam pertumbuhan rohani. Mereka selalu merasa ada penghalang yang membuat tidak adanya TEROBOSAN rohani. Orang yang terikat roh jahat sering merasa sulit berkonsentrasi untuk hal-hal rohani, tidak ada minat untuk hal-hal rohani, selalu mengantuk apabila mendengar Firman, atau adanya pikiran-pikiran yang melawan Firman Tuhan.


Tindakan-tindakan yang tidak terkontrol
Orang-orang yang mempelajari ilmu bela diri karena kepahitan atau ingin membalas dendam, umumnya akan terikat oleh tindakan kekerasan yang tidak terkontrol, suka memukul, menganiaya atau melakukan tindakan-tindakan destruktif lainnya.

Mengalami perjumpaan-perjumpaan supra alami
Orang yang terikat roh jahat seringkali mengalami mimpi buruk, melihat atau merasakan gangguan roh jahat. Biasanya roh jahat dapat bekerja karena adanya tempat berpijak untuk mengendalikan orang tersebut.

Kebiasaan buruk yang membandel
Orang yang terikat roh jahat biasanya berkata: “Saya sudah berdoa, berpuasa, mengaku, berseru kepada Tuhan, tetapi sampai sekarang masih terikat”.

PEGANGLAH TEGUH KEPADA PERJANJIAN KELEPASAN
Ada seorang pria di suatu kota bersaksi bagaimana ia telah berusaha mengalahkan kebiasaan buruknya, yaitu suka berkelahi atau memukul orang pada saat mengendarai mobil. Ia selalu terpancing untuk ‘menghajar’ orang yang ugal-ugalan di jalan. Suatu hari ia disadarkan Tuhan bahwa ternyata hal itu adalah ikatan roh kekerasan yang memasuki dirinya ketika ia membenci ayahnya sejak kecil suka menganiayanya. Ia belajar bela diri karena kepahitan sehingga roh kekerasan menguasai dirinya. Pada saat didoakan ia terpelanting dan terlepas seketika dari roh kekerasan itu. Suatu hari ia terpancing lagi untuk memukul seseorang. Tiba-tiba Tuhan mengingatkannya bahwa ia tidak boleh menyerah dan harus berpegang kepada janji Tuhan. Ia terus berpegang kepada perjanjian kelepasannya. Akhirnya ia terbebas total dari ikatan-ikatan roh jahat tersebut.

M3 melakukan
Berdoa dan mintalah agar Roh Kudus menyatakan pekerjaaan roh jahat dalam kehidupan kita. Lakukanlah peperangan rohani. Mintalah bantuan anggota-anggota komunitas sel untuk menolong Anda dalam peperangan rohani ini.

M4 membagikan
Ceritakanlah berkat-berkat yang Anda dapatkan dari renungan hari ini. Layanilah orang-orang yang membutuhkan pelepasan.

Bacaan minggu selanjutnya (kalau mau terus menggunakan renungan ini):
Pilih satu bagian (poin) untuk satu minggu:
- 2 Tim 2:23-26
- Ef 4:27; 5:8-14

NOTES
Tuliskanlah poin penting apa saja yang Anda dapatkan selama saat teduh beberapa hari ini.

HARI 3
Kesalahan bapa-bapa selalu diteruskan kepada generasi berikutnya.



IKATAN KEJAHATAN DARI BAPA-BAPA
Ef 6:1-4
6:1. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.


Kel 20:5
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Tuhanmu, adalah Tuhan yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

M1 menerima
Berdoalah agar Anda terus berpegang kepada perjanjian kelepasan Anda.

M2 Merenungkan
Perintah apakah yang harus ditaati oleh seseorang anak kepada orang tuanya? (Ef 6:1-2).
Apakah berkat-berkat yang akan diterima oleh ketaatan tersebut ? (Ef 6:3)
Hal apakah yang tidak boleh dilakukan seorang Ayah terhadap anak-anaknya? (Ef 6:4)
Hal apakah yang akan terjadi bagi seorang Ayah (Bapa) yang menyembah berhala? (Kel 20:5).

PENGAJARAN
Ada seorang pria yang sangat membenci ayahnya karena ayahnya suka memukul ibunya ketika ia masih kecil. Pria tersebut menyimpan kepahitan yang sangat dalam sampai ia merencanakan pembunuhan atas ayahnya. Pria tersebut selalu berkata: “Ketika saya menikah, saya tidak akan pernah serupa dengan ayahku, si bejat itu.” Ternyata setelah ia menikah, ia persis seperti ayahnya. Ia melakukan apa yang ayahnya lakukan. Ia menganiaya istrinya persis seperti ayahnya menganiaya ibunya.

KESALAHAN/KEJAHATAN AYAH
Mengapa hal seperti di atas terjadi atas seseorang? Inilah yang disebut kesalahan/kejahatan yang ditransfer dari seorang ayah. Apabila seorang ayah berbuat kejahatan dan ia tidak membereskannya dengan pertobatan yang benar, maka kejahatan tersebut akan diteruskan kepada generasi selanjutnya. Di dalam perjanjian lama kejahatan tersebut disebut sebagai INQUITY (bahasa Ibrani: AVON).

Kejahatan tersebut diteruskan melalui ayah, bukan melalui ibu. Mengapa? Karena di dalam Alkitab, ayah adalah kepala (1 Kor 11:3). Di dalam bahasa Yunani-nya, kepada yaitu ‘kephale’ mempunyai arti SUMBER. Seorang ayah adalah sumber. Ia dapat melepaskan hal-hal yang baik (berkat-berkat) atau melepaskan hal-hal yang buruk (kejahatan-kejahatan) kepada keturunannya. Itulah sebabnya pada HARI TUHAN harus terjadi pemulihan BAPA-BAPA. Jika sebuah keluarga tidak ada BAPA (kepala) yang baik, maka kutuk akan menerobos ke dalam keluarga tersebut.

“Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.” (Mal 4:6). Di dalam bahasa Inggrisnya kata “supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah” adalah “or else I will come and strike the earth with a curse.” Mengerikan sekali! Kutuk memasuki bumi jika tidak ada bapa-bapa yang hatinya berbalik kepada anak-anaknya.
Jadi bila bapa-bapa hatinya jauh dari hati anak-anaknya dan terus menerus melukai hati anak-anaknya, maka terjadilah transfer kutuk. Kejahatan-kejahatan bapa-bapa tersalur kepada generasi-generasi selanjutnya.


Haleluya, Glory to the Holly Lamb, Praise Jesus ! Our God is an Awesome God !