Sunday, May 2, 2010

Tetap Berjuang

Aku berkata kepadamu: sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan begembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Yoh 16:20-21
Setiap orang percaya pada suatu saat pasti mengalami suatu keadaan di mana ia merasa sudah mencapai batasnya, tidak mampu lagi, sama seperti seorang pelari yang ada dalam perlombaan. Ia harus terus memandang ke depan dan tidak memandang dirinya sendiri ataupun orang-orang di sekelilingnya yang menonton dia. Ia harus terus mengerahkan dirinya sampai garis akhir. Pada saat melakukannya, tubuhnya berkata, “Sudah, aku ingin behenti. Aku ingin istirahat, aku lelah,” dsb. Apabila ia menuruti kemauan tubuhnya, itu akan nyaman bagi dia, namun ia kalah dan tidak akan mendapat apa-apa. Usaha yang telah dia lakukan akan sia-sia dan dia mengalami kerugian, karena kehilangan apa yang telah tersedia baginya. Tetapi apa bila dia tidak menuruti keinginan tubuhnya, melainkan mendisiplinnya dan berkata, “Aku bisa, aku harus mencapai garis akhir” Dan ia terus mengarahkan matanya ke depan dan mendorong dirinya sedemikian rupa di saat-saat yang tersulit itu, dia akan mengalami terobosan. Itulah yang harus kita lakukan juga dalam dunia rohani. Menerobos batas manusiawi kita dengan kekuatan supranatural.

Inilah juga yang Paulus lakukan, “aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri (straining forward) kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan (press on toward the goal) untuk memperoleh hadiah yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Filipi 3:13-14
Seorang perempuan yang mengandung, bukankah ia juga banyak mengalami penderitaan selama waktu itu, dan ia harus tekun menanggungnya dan pada waktu tiba saatnya melahirkan, ia harus mendorong anaknya sedemikian rupa sampai keluar, disertai dengan kesakitan. Begitu anaknya lahir, ia tidak akan mengingat lagi penderitaannya itu, sebaliknya ia akan bersukacita melihat anaknya. Sukacitanya jauh melebihi penderitaan yang telah dialaminya. Ayub 11:16 berkata ; bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu.
Saya teringat seorang hamba Tuhan pernah bercerita; Suatu saat,konon, Salomo diminta memberikan suatu kalimat supaya apabila seseorang dalam kesukaran atau penderitaan dia tidak putus asa , dan ketika dia senang, dia tidak lupa diri dan tetap berjaga-jaga. Lalu inilah jawaban Salomo: INIPUN AKAN BERLALU. Dan itu memang benar, karena apapun di dunia ini akan berlalu. Hanya Firman Allah yang tinggal tetap selama-lamanya. Kesusahan atau kesukaran apapun yang anda alami saat ini, itupun hanya sementara, dan akan berlalu. Setelah melewatinya, dengan kekuatan Allah, anda akan melihat, Kristus telah membawa anda ke suatu tempat atau level yang lebih tinggi daripada yang sebelumnya.
You therefore must endure hardship as a good soldier of Christ (Oleh karena itu kamu harus tekun/tahan/sabar menanggung kesukaran sebagai prajurit yang baik dari Yesus Kristus) II Tim 2:3 KJV Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupnnya supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. (ay. 4) Dalam peperangan, tidak ada seorang prajuritpun yang memikirkan masalah-masalah hidupnya. Mereka hanya melakukan apa yang diperintahkan komandannya. Anda dan saya telah terdaftar sebagai prajurit Kristus. Biarlah kita berkenan kepada Dia yang telah mendaftarkan kita. Dan setiap peperangan itu menjadi kesempatan bagi kita untuk naik level. Ubah setiap kesukaran, kesusahan, kesalahan, masalah apapun menjadi suatu keuntungan, dan katakan, “Iblis, engkau tidak akan dapat keuntungan apapun dalam hal ini! Aku ambil keuntungan sepenuhnya di dalam nama Yesus!”
Tuhan memberkati!

No comments: