Monday, November 16, 2009

Setia pada perjanjian-Nya

Mazmur 89:19-38

Kesetiaan adalah barang langka pada masyarakat masa kini. Ramai orang melihat kepentingan sesaat, pemenuhan kebutuhan pragmatis sebagai sesuatu yang jauh lebih penting. Namun, ada juga orang yang terjebak pada sisi lainnya, iaitu setia membabi buta pada orang tertentu atau ideologi tertentu.
Allah setia pada janji-Nya, yaitu memimpin umat-Nya lewat hamba-Nya Daud yang dipilih dan diurapi-Nya.

Kesetiaan Allah itu dinyatakan dengan menjadikan Daud raja atas Israel. Bagian kedua Mazmur 89 ini menegaskan bagaimana Tuhan akan memelihara hamba-Nya ini terhadap serangan para musuh yang hendak membinasakannya (ayat 23-24). Tuhan sendiri akan membela yang diurapi-Nya, bahkan takhta Israel akan senantiasa diduduki oleh keturunan Daud. Perikop ini menaikkan puji-pujian bagi Allah sebagai respons kepada Tuhan yang setia meneguhkan Perjanjian-Nya dengan Daud dan keturunannya (lih. 2Sam. 7).
Allah memang memastikan keturunan Daud akan selalu pada takhta Israel. Dia tidak akan mencabut ketetapan dan janji-Nya (ayat 35-37). Sepasti matahari yang bersinar setiap hari dan bulan yang setia menerangi malam hari, demikian kasih setia-Nya tak berubah (ayat 37-38).

Namun, tidak berarti raja-raja keturunan Daud boleh memerintah sembarangan dan menodai kemuliaan Tuhan (ayat 31-33). Kesetiaan Allah bukan kesetiaan yang membabi-buta. Kesetiaan Allah serasi dengan keadilan dan kekudusan-Nya. Kesetiaan Allah adalah cerminan karakter-Nya yang mulia.


Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena kesetiaan-Nya tidak berubah. Memang ramai keturunan Daud gagal dan harus menerima hukuman keras. Namun, Mesias, Sang Keturunan Daud itu membuktikan diri taat sempurna pada Tuhan. Oleh karena itu mari kita merespons kasih setia Tuhan dengan menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya dan dengan tak henti-henti menyaksikan kebaikan-Nya kepada orang lain!
 

No comments: