Saturday, October 2, 2010

TUJUAN ALLAH UNTUK PUASA

TUJUAN ALLAH UNTUK PUASA


Kami dalam hal ini berfokus pada Alkitab yang terkenal dan sering di kutip dalam Yesaya 58:6-8, yang memberikan sebuah daftar peringatan panjang sesuai dengan kebenaran dan juga hasil-hasil positif yang akan muncul ketika kita menyerahkan diri kita pada disiplin berpuasa.

Belajar dari bagian ini mengenai jenis-jenis puasa yang tidak menyukakan Allah sama pentingnya dengan memahami puasa-puasa yang Ia inginkan. Umat Allah dalam masa Yesaya telah berpuasa, namun tanpa hasil. Allah berkata, alasannya adalah bahwa mereka mengabaikan cara puasa seharusnya mengubah hidup mereka, dengan memperlakukannya sebagai ritual yang hampa:



Pada hari puasamu engkau masih tetap melakukan sesukamu, dan kamu memeras tenaga semua buruhmu. Puasamu berakhir dengan berbantah dan berkelahi serta memukul satu sama lain dengan tinju yang jahat. Kamu tidak dapat berpuasa dengan caramu seperti sekarang ini dan berharap suaramu akan di dengar di tempat tinggi (Yesaya 58:3-4,NIV)
Seperti banyak orang Kristen saat ini, umat Allah menganggap penyembahan hanyalah urusan pribadi. Segala inti dari berpuasa adalah dimensi perorangan. Dengarlah peringatan keras Allah atas konsep ini:
Inikah puasa yang Kukehendaki, hanya satu hari bagi orang untuk merendahkan diri? Apakah hanya untuk orang menundukkan kepala seperti gelagah dan berbaring di atas kain karung dan abu? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? (Yesaya 58:5,Niv)
Tujuan dari semua penyembahan, termasuk puasa, adalh untuk mengubah penyembahan dengan cara-cara yang memiliki pengaruh sosial dan pengaruh dalam hubungan antarpribadi. Kita menyembah tidak hanya untuk memuaskan diri sendiri, tetapi juga untuk dikuatkan guna mengubah dunia! Allah melanjutkan dengan menentukan jenis-jenis puasa pilihan-Nya:
Bukankah ini puasa yang Kukehendaki? ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan beban-beban berat, supaya engkau memerdekakan orang yang tertindas danmematahkan setiap kuk? Bukankah supaya engkau membagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang terbuang? Apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri? Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan kesehatanmu akan muncul dengan segera; kebenaran akan berjalan di depanmu dan kemuliaan TUHAN menjadi upahmu (Yesaya 58:6-8,KJV)
Kita tidak boleh mengartikan ayat-ayat pertama di bagian ini sebagai penggilan pada "injil sosial" dalam arti yang akan mengingkari pentingnya penyembahan pribadi dengan sepenuh hati. Allah tidak meminta umat-Nya untuk berhenti berpuasa sehingga sebalinya mereka memberitakan Kerajaan itu melalui perubahan sosial. Lebih dari itu - Allah ingin umat-Nya terus berpuasa,namun mengembangkan puasa melalui tindakan-tindakan mereka dalam kehidupan mereka sehari-hari. Melalui Nabi Yoel, Allah memanggil umat-Nya untuk "Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa" (Yoel 2:12).Kita tidak boleh beranggapan bahwa Yesaya memberitahukan bahwa keinginan Allah agar puasa dilanjutkan, dan bahwa pengaruh-pengaruhnya ditunjukkan melebihi hal-hal yang sekadar bersifat pribadi.
Oleh karena itu, saya mendapati di dalam Yesaya 58, sebuah teladan tentang buah-buah yang diharapkan dilihat Allah dari iman dan pengabdian yang sejati. Jika digunakan dengan benar, puasa dapat membantu kita menghadirkan Dia dengan buah-buah tersebut. Dengan demikian, bagian Firman ini mendorong saya untuk menemukan, pada bagian-bagian lain dalam Alkitab, sembilan jenis puasa yang saya anggap seharusnya ditemukan kembali oleh orang Kristen - tidak hanya untuk kebaikan mereka sendiri, tetapi juga untuk kebaikan orang lain. Marilah kita melihat bagian ini sekali lagi, mendaftar aspek-aspek yang akan menjadi dasar untuk sisa buku ini.
Dalam Yesaya 58, Allah berkata bahwa Ia telah memilih puasa yang (1) membuka belenggu-belenggu kelaliman, (2) melepaskan beban-beban berat, (3) memerdekakan orang yang tertindas, (4) mematahkan setiap kuk, (5) membagikan roti bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang terbuang, (6) memungkinkan terang mereka merekah seperti fajar, (7) membuat kesehatan mereka akan muncul dengan segera, (8) membuat kebenaran berjalan di depan mereka dan (9) membuat kemuliaan Tuhan menjadi upah (atau "pengawal belakang") mereka.
Jika dipraktekan dengan benar, kiat lihat pada masa Yesaya, seorang anak laki-laki Yehuda yang memilih hak-hak khusus yang menyembah Allah dan memohon pada umat-Nya utnuk berbalik dari dosa-dosa mereka, meningalkan berhala-berhala mereka dan menyembah Allah melalui berpuasa dan pelayanan kepada orang-orang miskin dan menderita.
Ada indikasi-indikasi bahwa orang-orang Israel bahkan memaksa sesama Yahudi masuk ke dalam perbudakan, mungkin karena kegagalan mereka membayar utang-utang (Nehemia 5:8). Meskipun perbudakan karena utang diizinkan dalam beberapa kasus, mereka yang dipaksa dalam pekerjaan ini tidak boleh diperlakukan sebagai sekedar budak (Imamat 25:39-42). Hukum ini tampaknya disalahgunakan secara luas pada masa Yesaya.
Harus kita akui bahwa kita tidak akan menemukan semua kondisi sosial ini terjadi dalam situasi pribadi kita. Ttepai jika kita membaca bagian ini dengan imajinasi alkitabiah, kita akan melihat penerapan yang modern dan sering kali penerapan pribadi atas aspek dari jenis berpuasa yang menyukakan Allah.
Sebagai contoh, walaupun perbudakan yang sesungguhnya bukanlah masalah yang meluas dalam masyarakat kita, bagaimana dengan perbudakan jiwa?Sama seperti orang Israel mungkin berpuasa dalam rangka memprotes perbudakan yang sebenarnya atas sesama, demikian juga kita mungkin berpuasa untuk perlawanan dari penjualan dirir kita kepada iblis. Dlama setiap dosa-dosa sosial, sebuah paralel yang bersifat pribadi dapat dilihat. Jadi dalam gambaran dari kesembilan puasa, saya mengundang Anda sebagai murid Kristus yang serius untuk emenemukan penerapan kontemporer atas maksud mula-mula dari ayat penting tentang berpuasa ini.
SEMBILAN PUASA YANG DAPAT DIGUNAKAN ALLAH


Untuk mengilustrasikan dan mengungkapkan pentingnya kesembilan alasan untuk berpuasa dengan lebih baik, saya telah memilih sembilan karakter Alkitab yang menjadi contoh tema secara nyata atau secraa kiasan dari setiap aspek dari kesembilan hal yangg ditonjolkan dalam Yesaya 58:6-8. Setipa puasa memiliki nama yang berbeda, mencapai tujuan yang berbeda, dan mengikuti resep yang berbeda.
Saya tidak ingin mengemukakan bahwa sembilan puasa yang tersedia bagi para pemercaya, atau jenis-jenis tersebut terpisah sepenuhnya satu dengan yang lain. Saya tidak pula mengemukakan bahwa hanya ada satu jenis puasa untuk masalah tertentu. Sembilan puasa ini adalah teladan untuk digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pribadi Anda saat Anda berusaha utnutk bertumbuh semakin dekat dengan Allah. Yang berikut ini adalah pandangan singkat dari kesembilan puasa:
1. Puasa Para Murid
Tujuan: "Untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman" (Yesaya 58:6)

- memerdekakan diri kita dan orang lain dari ketagihan akan dosa.

Ayat kunci: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa" (Matius 17:21)

Latar belakang: Yesus mengusir setan dari dalam diri seorang anak muda yang telah gagal ditolong oleh murid-murid-Nya. Tampaknya mereka tidak menanggapi secara serius bagaimana setan mencengkeram diri orang muda ini. Implikasinya adalah bahwa,murid-murid Yesus dapat melakukan pengusiran setan tersebut jika mereka bersedia menjalani disiplin berpuasa. Murid-murid modern juga sering menganggap remeh "dosa-dosa yang mengikat" yang dapat diusir jika mereka cukup serius untuk ambil bagian dalam suat latihan penyangkalan diri seperti berpuasa - oleh karena itu istilahnya adalah "Puasa Para Murid"
2. Puasa Ezra
Tujuan: "Melepaskan beban-beban berat" (Yesaya 58:6) - untuk memecahkan maslah-masalah, mengundang pertolongan Roh Kududs untuk mengangkat beban dan mengalahkan rintangan yang menghalangi diri kita dan orang-orang yang kita kasihi untk berjalan dengan sukacita bersama Allah.

Ayat Kunci: "Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami" (Ezra 8:23)

Latar belakang: Nabi Ezra bertanggung jawab atas pemulihan Hukum Musa di antara orang-orang Yahudi ketika mereka membangun kembali kota Yerusalem dengan izin dari Arthasasta, raja Persia, di mana umat Allah ditawan. Walaupun denganizin, musuh-musush Israel menentang mereka. Dibebani dengan ras malu untuk meminta pasukan kepada raja Persia untuk melindungu mereka, Ezra berpuasa dan berdoa utnuk mendapatkan jawaban.
3. Puasa Samuel
Tujuan: "Untuk memerdekakan orang yang tertindas (secara fisik dan rohani)" (Yesaya 58:6) - untuk kebangunan rohani dan memenangkan jiwa, untuk mengidentifikasikan orang-orang di mana saja yang sungguh-sungguh diperbudak maupun diperbudak oleh dosa dan untuk berda supaya dipakai Allah untuk membawa orang-orang keluar dari kerajaan kegel;apan dan masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib.

Ayat kunci: "Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkan di hadapan TUHAN. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana: "Kami telah berdosa kepada TUHAN" (1Samuel 7:6)

Latar belakang: Samuel memimpin umat Allah dalam ebuah puasa untuk merayakan kembalinya Tabut Perjanjian dari tawanan orag Filistin dan untuk berdoa sehingga Israel dilepaskan dari dosa yang menyebabkan Tabut tersebut dikuasai.
4. Puasa Elia
Tujuan: "Untuk mematahkan setiap kuk" (Yeaya 58:6) - mengalahkan masalah mental dan emosional yang mengendalikan hidup kita, danmengembalikan kendali tersebut kepada Allah.

Ayat kunci: "Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun...maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya. (1 Raj 19:4,8)

Latar belakang: Meskipun Alkitab tidak menyebutkan hal ini sebuah "puasa" formal, Elia dengan sengaja pergi tanpa makan ketika ia lari dari ancaman Ratu Isebel yang ingin membunuhnya. Setelah melakukan prnyangkalan diri atas kehendak pribadi ini, Allah mengirimkan seoarang malaikat utnutk melayani Elia di padang gurun.
5. Puasa Janda


Tujuan: "Untuk membagikan roti[kita] bagi orang yang lapar" dan untuk peduli terhadap orang miskin(Yesaya 58:7) - untuk memenuhi kebutuhan pokok orang lain.

Ayat kunci: "Tepung dalam temapyan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia (1Raj 17:16)

Latar belakang: Allah mengirimkan Nabi Elia kepada seorang janda yang kelaparan dan miskin - secara ironis, ternyata janda tersebut dapat menyediakan makanan untuk Elia. Sama seperti kehadiran Elia menghasilkan makanan untuk janda di Sarfat, begitu pula keberadaan diri kita di hadapan Allah dalam doa dan puasa dapat meringankan kelaparan masa kini.



6. Puasa Rasul Paulus



Tujuan: Memungkinkan terang Allah "merekah seperti fajar" (Yesaya 58:8), membawa perspektif dan wawasan yang lebih jelas ketika kita membuat keputusan-keputusan yang sangat penting.

Ayat kunci: "Salama tiga hari ia [Saulus atau Paulus] tidak dapat melihat dan selama itu juga ia tidak makan dan minum" (Kis 9:9)

Latar belakang: Saulus drai Tarsus, yang kemudian dikenal sebagia Paulus setelah pertobatanya kepada Kristus, dibutakan oleh Kristus dalam kegiatan menganiaya orang Kristen. Ia tidak hanya benar-benar tanpa cahaya, tetapi juga tidak memiliki pegangan tentang arah mana akan ia ambil dalam hidupnya. Setelah menjalani tiga hari berdoa dan tanpa makan, Paulus dikunjungi oleh orang Kristen,Ananias, dan penglihatan dan visinya untuk masa depan dipulihkan.
7. Puasa Daniel

Tujuan: Jadi"kesehatanmu akan muncul dengan segera" (Yes 58:8) - untuk memperoleh kehidupan yang lebih sehat atau untuk kesembuhan.

Ayat kunci: "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja" (Daniel 1:8).

Latar belakang: Daniel dan tiga temannya, tawanan-tawanan orang Ibrani, menunjukkan dalam penawanan Babylonia bahwa menjauhkan diri mereka dari makanan orang-orang kafir yang telah Tuhan tunjukkan kepada mereka untuk tidak dimakan membuat mereka lebih sehat daripada semua orang di istana raja.
8. Puasa Yohanes Pembaptis

Tujuan: Sehingga "kebenaran akan berjalan di depanmu" (Yesaya 58:8)

- sehingga kesaksian danpengaruh kita tentang Yesus akan ditingkatkan di hadapan orang lain.

Ayat kunci: "Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia akan minum anggur atau minuman keras" (Lukas 1:15).

Latar belakang: Karena Yohanes Pembaptis adalah pembuka jalan bagi Yesus, ia melakukan nazar "orang Nazir" yang menuntut dia untuk "berpuasa" atau menghindari anggur dan minuman keras. Hal ini adalah bagian dari gaya hidup yang diadopsi oleh Yohanes untuk tujuan tertentu yang menunjuk dia sebagai seseorang yang dipisahkan untuk misi khusus.
9. Puasa Ester
Tujuan: "Kemuliaan TUHAN" akan melindungi kita dari yang jahat (Yesaya 58:8)

Ayat kunci: "Berpuasalah untuk aku...[dan] aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian...[dan] kemudian aku akan masuk menghadap raja...[dan] berkenanlah raja padanya" (Ester 4:16;5:2)

Latar belakang: Ratu Ester, seorang Yahudi dalam kerajaan kafir, mempertaruhkan hidupnya untuk menyelamatkan bangsanya dari ancaman kebinasaan dari Ahasyweros (Serses),raja Persia. Sebelum masuk menghadap raja untuk memohon kepadanya untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi, Ester,pelayan-pelayannya, dan sepupunya, Mordekhai, semuanya berpuasa untuk memohon perlindungan kepada Allah.
EMPAT MACAM PUASA

Sembilan macam puasa yang dijelaskan tadi hanyalah saran untuk mempraktikan disiplin yang membantu ini, dengan berbagai cara. Mungkin ada banyak cara untk berpuasa, sebanyak cara untuk berdoa - yang jelas, tidak ada jumlah yang pasti dalam kedua hal tersebut. Bagaimanapun Russel, What Bible Says About Healty Living (Regal Books,1996), merupakan petunjuk yang baik untuk Anda ikuti atau Anda modifikasi sesuai dengan petunjuk Allah.
1.Puasa normal adalah melakukan kegiatan tanpa makan selama periode tertentu,dimana Anda hanya memasukkan cairan(air dan/atau jus) ke dalam tubuh Anda. Jangka waktunya bisa 1hari,3hari, 1minggu, 1bulan, atau 40 hari. Perhatian yang luar biasa harus diberikan terhadap puasa yang lebih lama, yang seharusnya hanya dilaksanakan setelah memperoleh nasihat medis dari dokter Anda.


2. Puasa mutlak, tidak memperkenankan makanan atau air sama sekali, dan seharusnya dilakukan dalam jangka pendek. Musa berpuasa selama 40 hari, tetapi hal iniakan membunuh setiap orang tanpa intervensi adikodrati, dan seharusnya tidak dicoba dilakukan pada masa kini. Pastikan untuk menguji roh yang berusaha mengajak Anda melakukan puasa 40 har, walaupun puasa tersebut mengizinkan cairan.

3. Puasa parsial (sebagian) adalah puasa yang menghilangkan makanan tertentu, atau suatu jadwal yang mencakup makanan yang terbatas. Hal ini dapat berupa penghilangan 1jam makan dalam sehari. Hanya makan sayuran segar selama beberapa hari juga merupakan sebuah puasa parsial yang baik. John Wesley hanya makan roti (whole grain) dan air selama berhari-hari. Elia melakukan puasa parsial paling tidak dua kali. Yohanes Pembaptis dan Daniel dengan tiga temannya adalah contoh lain dari mereka yang berpartisipasi dalam puasa parsial. Orang-orang yang mengalami hypoglycemia (kadar glukosa rendah) atau penyakit-penyakit lain dapat mempertimbangkan puasa jenis ini.
4. Puasa bergilir terdiri dari makanan atau menghilangkan kelompok makanan tetentu selama periode tertentu. Sebagai contoh, biji-bijian hanya dimakan setiap hari ke empat. Berbagai macam kelompok makanan digilir sehingga makanan tertentu tersedia setiap hari.
MANFAAT JASMANI DARI BERPUASA
Roh dan tubuh saling berhubungan erat dalm rancangan kreatif Allah, sehingga berpuasa memiliki manfaat untuk rohani dan jasmani. Buku Russel menjelaskan beberapa manfaat nyata dari berpuasa yang baik untuk diketahui sebelum kita mulai.
Russel menuliskan bahwa sama seperti hari ketujuh dirancang sebagai hari untk beristirahat pada Penciptaan, begitu pula dengan sel-sel dalam tubuh kita membuthkan istirahat dari makanan. Salah satu manfaat utama dari tidur di malam hari mencakup istirahat untuk sistem pencernaan kita. Kita menyebut santap pertama dalam suatu hari dengan cukup tepat, yaitu: break-fast (buka puasa).
Dr, Russel mencatat bahwa tubuh kita ddirancang untuk memberikan respon terhadap rasa sakit dengan berpuasa dan demam! Keika kita sakit,kit abiasanya tidak ingin berfikir tentang makan, melainkan ingin meringkuk dalam selimut dan ingin dibiarkan sendiri. Kita bekerja keras untuk menurunkan panas yang tinggi, karena hal itu menyebabkan kita merasa sakit, mendorong kita untuk mencari tempat tidur, dan bukannya meja makan. Beristirahat, demam, dan berpuasa meruakan bagian-bagian dari rancangan Allah untuk melawan infeksi.
Dr. Russel menemukan bahwa Allah merancang tubuh kita untuk menyembuhkan diri sendiri pada tingkat sel. Proses penyembuhan ini menggunakan protein, karbohidrat dan lemak unutk memperoleh kalori dan zat gizi, namun setiap cara penggunaan zat-zat ini menghasilkan produk sisa yang tidak berguna.Sel-sel ini memiliki cara-cara, yang terbangun di dlamnya, untuk membersihkan sisa-sisa ini, dan tampaknya sel-sel ini mendapat beban terlalu berat. Berpuasa menolong untuk membersihkan sistem ini dan menghilangkan racun. Adalah sesuatu yang membesarkan hati untuk mengetahui bahwa Allah yang merancang tubuh kita untuk memperoleh manfaat dari saat-saat berpantang makanan.
SEJARAH SEINGKAT BERPUASA
Orang Kristen yang menerima undangan untuk berpuasa memiliki hak unik untuk mengidentitikan diri dengan beberapa pahlawan iman yang besar sepanjang zaman. Berpuasa memiliki masa lalu yang beraneka ragam dan menarik.
Puasa dalam Perjanjian Lama
Kata "puasa" berasal dari bahasa Ibrani tsom, yang mengacu pada tindakan menyangkal diri. Perjanjian Baru menggunakan bahasa Yunani nesteia untuk berpuasa, yang juga berarti penyangkalan diri.
Banyak ahli percaya bahwa praktik berpuasa dimulai dengan hilangnya nafsu makan pada saat kesusahan dan tekanan. Hana, yang kemudian menjadi ibu Samuel,sangat bersusah hati karena ia mandul sehingga "ia menangis dan tidak mau makan" (1 Sam 1:7). Juga, ketika Raja Ahab gagal dalam usahanya untuk membeli kebun angur Nabot, ia "tidak mau makan" (1 Raj 21:4)

Puasa tampaknya bermula sebagai suatu ekspresi alamiah dari kesedihan; namun,lama kelamaan hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk menunjukkan atau membuktikan kesedihan seseorang kepada orang lain dengan memantangkan diri dari makanan dan/atau menunjukkan dukacita. Daud berpuasa untuk menunjukkan dukacitanya akibat kematian Abner (2Sam 3:35). Banyak referensi dalam Alkitab yang menggambarkan puasa sebagai "meremdahkan" jiwa atau tubuh seseorang (Yes 58:3,5). Berpuasa dipraktikan sebagai cara eksternal untuk menunjukkan dan kemudian mendorong perasan internal akan penyesalan yang dalam karena dosa.
Puasa merupakan ekspresi alamiah manusia akan kesedihannya; oleh karena itu, hal ini menjadi kebiasaan keagamaan untuk menenangkan kemarahan Allah. Orang-orang mulai berpuassa untuk menjauhkan kemarahan Allah agar tidak membinasakan mereka. Akhirnya, berpuasa menjadi dasar untuk permohonan seseorang kepada Allah menjadi efektif. Daud yang mempertahankan pyuasanya sebelum kematian anaknya dengan Betsyeba, yangmenunjukkan harapannya bahwa ketika anak itu hidup doa Daud mungkin dijawab. Ketika anak itu mati, Daud dengan segera menghentikanpuasanya, menunjukkan bahwa ia tahu bahwa puasa ataupun doanya tidak akan berguna lagi. (2Sam 12:15-23)
Ketika Allah menunjukkan kemarahannya terhadap suatu bangsa karena kejahatannya, berpuasa menjadi cara untuk mencari kemurahan dan perlindungan ilahi. Oleh karena itu,a dalah alami untuk sekelompok orang menyatukan diri mereka dalam pengakuan dosa, menyesali dosa mereka dan berdoa syafaat kepada Allah.
Puasa dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru, berpuasa adalah disiplin yang dilaksanankan secara luas, terutama di kalnagan orang Farisis dan murid-murid Yohanes Pembaptis. Yesus memulai pelaayan kepada orang banyak dengan berpuasa selama 40 hari (Mat 4:1,2). Seperti yang telah kita ketahui, ketika rsul-rasuk Yesus dikecam baik oleh orang Farisis maupun oleh murid-murid Yohanes Pembaptis karena tidak berpuasa, Yesus memnbela bahwa mereka tidak berpuasa ketika Ia ada, tetapi tersirat bahwa mereka akan berpuasa setelah Ia diambil dari mereka (Mat 9:14-15)
Yesus tidak memberikan petunjuk spesifik mengenai frekuensi berpuasa, Ia mengajar bahwa puasa mereka harus berbeda dari puasa orang-orang Farisis, di mana mereka harus berpuasa kepada Allah, bukannya untuk membuat orang lan terkesa dengan tindakan yang sepertinya rohani (Mat 6:16-18)

Puasa pada asa Gerja Mula-mula

Ephipanius, uskup Salamis, dilahirkan pada tahun 315, bertanya, "Siapa yang tidak tahu bahwa ppuasa pada hari keempat dan keenam dala satu minggu dijalankan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia?" Pada awal sejarah Gereja, orang-orang Kristen mulai berpuasa dua kali seminggu, memilih hari Rabu dan Jumat untuk menghindari kekleiruan dengan orang Farisis, yangberpuasa setiap Selasa dan Kamis.



Praktik pusa selama beberapa hari sebelum Paskah untuk mensiapkan kerohanian kita sendiri menyambut perayaan kebangkitan Kristus juga biasa dilakukan. Di kemudian hari, puasa ini berbentuk serangkaian puasa satu hari setiap minggu selama beberapa minggu menjelang Paskah. Sisa-sisa Gereja mula-mula masih terlihat dalam tradisi Khatolik untuk memantangkan daging,kecuali ikan, pada setiap hari Jumat, dan menjalankan bulan puasa Masehi selama periode 40 hari sebelum Paskah. Orang Kristen dalam zaman pasca-para rasul juga biasa berpuasa dalam persiapan mereka untuk menerima baptisan.



Puasa dalam Gerakan Kebangunan Rohani
Disiplin berpuasa telah lama dikaitkan dengan gerakan reformasi dankebangunan rohani dalam kekristenan. Para pendiri gerakan monastic(sesuatu yang berhubungan dengan biara) melkaukan puasa sebagai disiplin rutin dalam kehidupan rohani mereka. Meskipun aliran monastic kemudian berkembang dengan mempraktikan puasa dan bentuk-bentuk pertapaan lain dalam upaya yang sia-sia untuk mendapatkan keselamatan, namun mungkin saja biarawan-biarawan yang pertama berpuasa dalam kerinduan mereka agar Gereja mengalami kebangunan dan reformasi.
Setiap reformis dari abad keenam belas juga berpuasa, seperti juga yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin dari kebangunan rohani penginjilan pada abad-abad selanjutnay. Jonathan Edwards berpuasa selama 22 jam sebelum membawakan khotbah terkenalnya. "Pendosa di dalam Tangan Allah yang Murka" Selama Doa Kebangunan Rohani Laymen di Amerika pada tahun 1859, orang-orang Kristen berpuasa selama jam makan siang mereka dan menghadiri kebaktian -kebaktian di gereja-gereja yang paling dekat dengan temapt kerja mereka. Kebangunan doa ini berkobar di kota-kota industri besar di timur laut Amerika Serikat.



Doa sering kali disertai dengan puasa ketika orang-orang mencari Allah untuk mendapatkan berkat rohani selama kebangunan terjadi di seluruh dunia pada tahun 1906. Billy Graham melakukan puasa dan doa selama perjalanan ke Inggris untuk mengadakan perjalanan penginjilan (KKR) yang pertama di Inggris pada awal tahun 1950-an. Tanggapan dalam pertemuan-peertemuannya pada saat itu digambarkan sebagai salah satu kebangnan rohani terbesar pada zaman kita. Banyak gerakan kebanguna rohani telah menganjurkan untuk kembali pada praktik puasa selama dua hari setiap minggu seperti yang dilakukan oleh orang-orang Kristen mula-mula.



Puasa untuk Memohon Campur Tangan Ilahi



Secara berkala, para pemimpin politik telah mendeklarasikan hari doa dan puasa nasional untuk memohon campur tangan ilahi dalam situasi-situasi krisis. Pada tahun 1958, kemenangan Sir Francis Drake melawan Armada Spanyol dikenal luas oleh orang Inggris sebagai tindakan campur tangan ilahi.
Para peziarah berpuasa sehari sebelum turun mendarat dari kapal Mayflower pada tahun 1620, ketika mereka bersiap-siap untuk mendirikan perkumpulan misi untuk menjangkau penduduk asli Amerika Utara. Pemimpin-pemimpin politik di desa-desa New England biasanya menhendaki dilakukannya puasa ketika mereka menghadapi krisis.
Jumat, 6 Februari 1756 ditentukan sebagai hari untuk berpuasa da berdoa dengan khidmat di Inggris, ketika Inggris menghadapi ancaman ditaklukkan Napoleon. Lincoln juga mengumumkan hari nasional untuk berdoa dan berpuasa pada saat Perang saudara. Dalam kedua peristiwa tersebut, kemenangan militer Inggris dan negara-negara bagian Amerika Serikat di sebelah utara dipandang sebagai campur tangan ilahi oleh mereka yang berpuasa dan berdoa untuk keberhasilan itu.



Hari doa dan puasa yang hampir sama, dinyatakan oleh pemimpin-pemimpin politik pada Perang Dunia II. Di tengah-tengah perang Inggris George VI menentukan hari Minggu, 8 September 1940 sebagai hari doa dan puasa.Dalam siaran di radio beberapa hari setelah hari doa ini, Perdana Menteri Inggris, Winston Crurchill membandingkan keadaan Inggris dengan keadaan ketika Armaa Spanyol dan apoleon mengancam negara kepulauan tersebut. Dalam riwayat hidupnya,Churchill menyatakan 15 September (hari Minggu setelah hari doa tersebut) sebagai "inti dari Perang Inggris". Setelah perang, diketahui bahwa Hitler memutuskan untuk menunda rencana invasinya ke Inggris selama dua hari (17 September). Panggilan untuk mengadakan doa dan puasa yang hampir sama juga mengiringi hari H invasi Eropa oleh negara-negara sekutu pada tanggal 6 Juni 1944.
Pendeknya, puasa memiliki sejarah yang panjang dan mengesankan sebagai sebuah disiplin yang diadopsi oleh pemercaya untuk bermacam-macam alasan, tetapi semuanya berkenaan dengan prinsip penyangkalan diri. Kita mungkin menyangkal diri untuk menekankan akan kebutuhan negara, kebutuhan orang-orang lain yang memerlukan berkat Allah, atau menekankan kebutuhan rohani kita sendiri.
Saya mengundang Anda untuk menemukan sebuah pendekatan berpuasa yang akan menyelaesaikan tujuan-tujuan kudus seperti itu dalam hidup Anda, dan dalam kehidupan orang-orang yang Anda kasihi.

No comments: